Kisah Nyata Penyelamatan Buddha
Amitabha
30B. “18
Tahun Kemudian Barulah Memasuki Bunga Lotus”
(Bagian 2)
Tahun
2003 saya meninggalkan keduniawian, menjadi anggota Sangha. Suatu hari ketika
sedang bermeditasi, saya melihat segerombol hewan ternak, banyaknya mirip
dengan kebun binatang. Saat mengikuti upacara pelimpahan jasa, saya menulis
papan sembahyang buat mereka.
Tiga
tahun kemudian, mereka tidak muncul lagi, namun masih juga belum ada kabar dari
Ayah, saya juga tidak merisaukannya, hanya saja tiap tahun melakukan pelimpahan
jasa buat Ayah.
Sampai
akhirnya pada Bulan November 2009, saya datang ke Vihara Aliran Tanah Suci di
Taipei, saya memilih menetap di Vihara ini, berguru pada Master Huijing, lalu
memfokuskan diri pada metode pelafalan Amituofo.
Pada
pertengahan Maret 2010, suatu sore, ketika mengikuti kebaktian umum pelafalan
Amituofo, tiba-tiba mencium bau asap rokok, dalam hatiku berpikir, mustahil ada
orang yang merokok di sini.
Untuk
meyakinkan diri sendiri, saya melihat ke seluruh ruangan kebaktian, memang
tidak ada yang merokok. Tetapi bau asap rokok masih ada, bahkan tidak asing
lagi (Ayahku semasa hidupnya suka mengisap rokok bungkus warna kuning mereknya
Rokok Kretek Panjang Umur).
Saya
berdoa pada Buddha Amitabha, kalau memang Ayahku datang, tolong kasih saya
melihatnya. Baru saja selesai berdoa, saya sudah melihat penampakan Ayah
berdiri di barisan paling depan sisi kanan tempat untuk umat pria.
Saya
berkata dalam hati, saya mohon pada Ayah supaya duduk dan mengikuti hadirin
melafal Amituofo. Hingga pukul 5 sore nanti, kebaktian selesai dan melimpahkan
jasa kepada semua makhluk, juga sekaligus pada dirinya, sambil berpesan pada
Ayah supaya mengikuti Buddha Amitabha terlahir ke Alam Sukhavati.
Lalu
saya melanjutkan melafal Amituofo, tetapi Ayahku malah diam tidak melafal
Amituofo, matanya terus menerus memandang ke arahku. Oleh karena waktu masih
cukup panjang, 40 menit lagi barulah kebaktian usai dan memasuki sesi
pelimpahan jasa, maka itu saya terus memohon Ayah supaya ikut melafal Amituofo.
Saya
berkata dalam hati : “Papa, Anda telah bersusah payah seumur hidup, walaupun
arwahmu bisa bebas ke sana kemari, tetapi masih dalam cakupan enam alam tumimbal
lahir. Lebih baik terlahir ke Alam Sukhavati, mengganti dengan tubuh yang
paling sehat, menjadi Bodhisattva. Setibanya di sana, Buddha Amitabha akan
menganugerahkan kemampuan gaib sempurna kepada dirimu, terhadap segala hal juga
takkan melekat lagi.
Kewibawaan
jasa kebajikan Alam Sukhavati, bukanlah dapat diungkapkan dengan sepatah dua
patah kalimat, setelah sampai di sana, Anda baru bisa memahaminya. Apalagi Anda
begitu bertanggung jawab pada keluarga, Mama, abang dan kakak ipar serta
cucu-mu juga sedang menanti-mu kembali lagi dengan status Bodhisattva guna
menyelamatkan mereka!”
Saya
sudah bicara panjang lebar, tapi Ayah tetap saja bungkam, wajahnya tidak
memperlihatkan respon apapun, cuma menatap ke arahku. Saya mulai merasa panik
dan terdesak, lalu berkata : “Ayo cepatlah pergi ke Alam Sukhavati! Untuk apa
Anda berada terus di dunia ini? Anda harusnya membangkitkan tekad terlahir ke
Alam Sukhavati!” Saya ulangi kalimat ini sebanyak beberapa kali, lalu
melanjutkan kembali melafal Amituofo.
Sekitar
pukul 4.30 sore (setengah jam sebelum kebaktian usai), begitu saya membukakan
mata, sekuntum Bunga Lotus putih sudah ada di depan Ayah, luasnya mirip dengan
luas bangku untuk satu orang saja.
Dalam
hatiku berpikir : “Kenapa Bunga Lotusnya kecil ya? Bagaimana menyuruh Ayah
duduk di atas Bunga Lotus? Lalu bagaimana pula Bunga Lotus bisa mengantarnya ke
Alam Sukhavati?”
Tetapi
saya tetap menasehati Ayah : “Cepat naik ke atas Bunga Lotus! Cepat naik ke
atas Bunga Lotus!”. Ayah masih saja tidak merespon, cuma menatap ke arahku.
Saya
panik dan mendesaknya : “Ayo naik ke atas Bunga Lotus! Buat apa lagi Anda
berada di dunia ini? Kami semuanya nanti juga menyusul ke Alam Sukhavati dan
reuni di sana lho!”
Dalam
sekejab, Ayah sudah berdiri di atas Bunga Lotus, saat itu penampilannya sudah
berubah, mengenakan setelan jas dan dasi, rambutnya disemir rapi, wajahnya
berubah jadi muda, wajahnya mulus tanpa keriput sama sekali.
Tidak
lama kemudian, Bunga Lotus melayang perlahan naik ke atas hingga menembusi atap
ruangan kebaktian, ukuran Bunga Lotus juga berubah kian besar dan luas,
kemudian sirna dan tidak tampak lagi.
Mengenang
kembali saat permulaan saya belajar Buddha Dharma (masih belum memfokuskan diri
melafal Amituofo), tiap tahun mengikuti upacara ritual pelimpahan jasa dan
menulis nama Ayah, tapi Ayah masih tetap berada di alam baka, hanya saja Ayah
bisa bebas melanglang buana, namun belum keluar dari enam alam tumimbal lahir!
Dan
sekarang saya telah memfokuskan diri melafal Amituofo, tidak melatih metode lainnya
lagi, sehingga dapat membantu Ayah menaiki Bunga Lotus Putih, terlahir ke Alam
Sukhavati.
Dapat
dilihat metode melafal Amituofo itu praktis dan mudah, namun jasa kebajikannya
adalah yang terunggul, melampaui jasa kebajikan dari membaca sutra, upacara
pertobatan dan upacara ritual lainnya.
Lagi
pula melafal Amituofo tidak perlu pakai biaya, setiap orang dapat melafalnya,
kapan saja dan di mana saja juga dapat melafalnya, alangkah mudah dan
praktisnya, lalu hasilnya sungguh menakjubkan tak terbayangkan, langsung dapat
melimpahkan jasa kebajikan pada sanak keluarga terlahir ke Alam Sukhavati, takkan
bertumimbal lahir lagi.
Ditulis
oleh : Venerable Shi Jingpu
Tanggal : 2 Juni 2012
父亡十八年 今始乘白莲
(二)
2003年,我出家。出家后每一次打坐,都会看到一整群的鸡、鸭、猪现在眼前,多得像动物园。为了超度它们,我在超荐法会中改为为它们设立大型超荐牌位。
三年之后,它们不再出现,但始终没有父亲的消息,也不曾去担忧,只是每年不断地为父亲超荐添功德。
直到2009年11月,我来到净土宗台北念佛会常住,亲近慧净师父学习善导大师的净土思想,专一念佛。
2010年3月中旬,一天下午,我在一楼佛堂随众打坐念佛时,忽然闻到一股烟垢味,我心想,这里不可能有人抽烟。为了确认,我张眼观看四周,的确没人抽烟。可是烟味依然存在,而且觉得很熟悉(父亲生前最爱抽黄色包装的长寿牌香烟),我便祈求阿弥陀佛,如果是我父亲到来,就请让我看到。刚祈求完,父亲就站在佛堂右边男众念佛区第一排正中间的位置。我用心念请父亲坐下来,跟着大家一起念佛,等5点念佛结束回向时,再一起为他回向,并请父亲要跟着阿弥陀佛前去极乐世界。
接着我继续念佛,但是父亲仍没有念佛,只是一直看着我。由于距离回向时间还有大约四十分钟,于是我继续劝请。
我说:「爸爸,您一生已经够辛苦了,不管您现在是何因缘而能够来去自由,但是也还在六道里来来去去,不能跳脱轮回。不如就去极乐世界,换一个健康的身体,做一个等觉菩萨。去到那里,阿弥陀佛还会让您具足六种神通,对事情也不会执著。极乐世界的功德庄严,不是我三两句话说得完的,您去了就知道了。何况您那么顾家,家里的妈妈、哥哥、嫂嫂和孙子们,就等您回来度他们啊!」
说了这些话,父亲依然沉默不语,也面无表情,就是一直看着我。我开始急了,又对父亲说:「赶快去啊!不然留在世上做什么?您要发愿赶快去啊!」说了几次,我又继续念佛。
将近4点半的时候,眼睛一开,不知什么时候,一朵小白莲花已经呈现在父亲座前,莲花差不多只有一人座椅的宽度。我心想:「这么一小朵,怎么坐?怎么去啊?」但是我还是劝父亲:「赶快上去!赶快上去啊!」父亲依然看着我,不动声色。我急得只好又催他:「赶快去!不然留在世上做什么?我们大家以后都去极乐世界团圆啊!」
说时迟那时快,瞬间,父亲已经稳稳地站上莲花,而且身着西装,打一条大红底渐层晕蓝的领带,头发油亮齐整,正是父亲替大哥办结婚喜宴时的那一身打扮。可是父亲变年轻了,脸上光润,没有一丝皱纹。
不久,莲花载着父亲向着佛堂天花板缓缓上升,莲花也愈变愈大,直到父亲穿过天花板,才消失不见了。
回想开始学佛之后,每年都为父亲超荐,然而父亲仍然一直在阴间,似乎能够来去自如,但总未超升,何况解脱六道轮回!而如今我专修念佛,纯一不杂,便能够让父亲乘托白莲,往生极乐。可见念佛简单,功德殊胜,远胜诵经、拜忏等种种超荐方法。而且,念佛不用花钱,何人何时何处皆可念,可谓简易之至,然而功能不可思议,立即超度亲人往生极乐,不再轮回。
2012年6月2日 释净朴记
按:
父亡十八年,今始乘白莲,
验此则公案,行者略可知。
杂修欲度亡,功繁而效微,
事倍而功半;专修度亡灵,
功简而效著,事半而功倍。
摘录自 :
念佛感应录(五)