Kisah
Melafal Amituofo Sembuh dari Penyakit 10
Beralih
Melatih Metode Tanah Suci
Master
Di Yi, seorang Bhiksu dari Vihara Xiangji di Xi’an, Shaanxi, usianya lebih dari
70 tahun. Musim semi tahun 1999 beliau mengidap Kanker Kerongkongan, pihak
Rumah Sakit menyatakan kondisi penyakit pasien sudah kritis.
Pulang ke
Vihara, beliau terbaring tak berdaya, sekujur tubuh membengkak, sesak napas,
sepanjang hari mengerang kesakitan; juga oleh karena Aterosklerosis (penyempitan dan pengerasan pembuluh
darah), sehingga jarum suntikan penghilang rasa sakit tidak berdaya ditusuk ke
dalam, sungguh merupakan siksaan yang tak terungkapkan dengan kata-kata.
Master Di Yi menganggap dirinya
sudah tidak punya harapan hidup lagi, maka itu menyampaikan pesan wasiat kepada
Sangha, setelah dirinya wafat, memohon anggota Sangha lainnya untuk melakukan
upacara ritual buat dirinya, melakukan pelimpahan jasa buat musuh kerabat
penagih utangnya, semoga dirinya jangan sampai jatuh ke tiga alam rendah.
Master Di Yi adalah praktisi Zen,
dalam keseharian pendiam dan melatih meditasi, tidak tertarik pada Aliran Tanah
Suci. Tetapi sekarang ajal sudah di depan mata, ditambah siksaan bertubi-tubi,
masih juga tidak tahu melafal Amituofo membulatkan tekad terlahir ke Alam
Sukhavati, dia hanya tahu memohon supaya bisa lekas mati.
Master Chang Zheng menasehatinya
melafal Amituofo, tapi Master Di Yi malah menjawab : “Ai! Ini gara-gara
pelatihan diriku masih belum maksimal, tak berdaya menjadi pengendali, apalagi
sekarang sudah begitu mendesak baru disuruh melafal Amituofo? Sudahlah, tidak
usahlah......”
Setelah Master Chang Zheng bersusah
payah menasehatinya, barulah Master Di Yi mulai melafal Amituofo. Master Chang
Zheng pindah ke kamar Master Di Yi, siang malam merawatnya, menyuapi makanan
dan minuman, membersihkan tubuhnya, membuang kotorannya, segalanya dilakukan
dengan sepenuh hati. Yang paling penting adalah menemaninya melafal Amituofo,
memotivasinya supaya menyerahkan diri sepenuhnya kepada Buddha Amitabha.
Master Di Yi selalu mengeluh :
“Aduh! Buddha Amitabha, kenapa saya harus hidup dengan mengalami siksaan
begini! Kenapa saya tidak lekas mati saja? Kalau saya bukan Bhiksu, sejak awal
saya sudah ambil jalan pintas. Buddha Amitabha, cepat datang dong! Jangan
biarkan saya tersiksa lagi! Aduh! Sakitnya! Buddha Amitabha, mohon biarkan saya
cepat mati.......”.
Demikianlah hingga tiga bulan
berlalu, kondisi Master Di Yi berangsur-angsur pulih, akhirnya dia berhasil
sembuh dari Kanker Kerongkongan yang menyiksanya, sekujur tubuhnya yang
membengkak kini juga sudah reda.
Sejak itu, Master Di Yi tidak
melatih metode Zen lagi, beralih melatih metode Tanah Suci, melafal Amituofo,
bahkan juga menasehati orang lain supaya ikut melafal Amituofo, bertekad
terlahir ke Tanah Suci Sukhavati. Juga sering terdengar dia berceramah : “Tidak
melatih metode Zen, tidak belajar ajaran sutra, yang penting adalah melafal
Amituofo........”
Dicatat oleh : Master Jing Hong
Tanggal : 23 Agustus 2001
Disadur
dari ebook berjudul :
《念佛癒病》(一)
十一、勸轉念佛 癒食道癌
諦一法師,陝西西安香積寺僧人,七十多歲。一九九九年春患食道癌,醫院發了病危通知單。回到寺裡,臥床難起,全身浮腫,呼吸困難,整日呻吟不絕;又因血管硬化,連止痛針也打不進去,真是苦不堪言。諦一師認為自己是沒救了,便將單費全部交給常住,好在死後幫他放兩台焰口,超度怨親債主,並拔濟他別入餓鬼道中。
諦一師平時修禪,沉默寡言,終日打坐,對淨土宗並無信心;此時死在當前,也不知念佛求往生,只求速死。
常正師勸他念佛,他卻說:「唉!只怪平日功夫沒用好,無法作主,憑現在嘴裡喊幾句佛號?算了算了……」
經過常正師苦口婆心的勸說,他才開始有一句沒一句地念佛。常正師又搬到諦一師的房中,無日無夜地照顧他,餵飯餵水,洗身洗腳,端屎倒尿,無微不至。更重要的是,常常和他一起念佛,鼓勵他把自己完全交給阿彌陀佛。
諦一師總是呻吟中夾著佛號:「唉喲!阿彌陀佛,我真是活受罪!咋死不掉?我要不是和尚,我就自殺了。阿彌陀佛,你快來!不要讓我再受罪了!唉喲!唉喲!阿彌陀佛,讓我死吧……」
如是過了三個月,諦一師卻慢慢好起來了,食道癌也好了,渾身的浮腫也消退了。從此,諦一師捨禪修,歸淨土,專稱佛名,並勸人專修念佛,發願往生;也常常可以聽到他的說教:「不參禪,不學教,一句彌陀真心要……」
(淨弘法師記 二○○一年八月二十三日)
摘錄自 :
《念佛癒病》(一)