Kisah Nyata Penyelamatan Buddha Amitabha
14. Permohonan Pasti Terkabul
Namaku Gu
Bing-qin, tinggal di Kota Ma'anshan, Provinsi Anhui. Bulan
Desember 1996, suamiku mengidap kanker
lidah, perlu diamputasi. Saya takut hidupnya tidak lama lagi, maka itu berikrar
di hadapan rupang Buddha : “Apabila operasi lidah suamiku berhasil, saya akan
bervegetarian melafal Amituofo.”
Beberapa hari kemudian dilakukan
pembedahan, sangat lancar. Dokter berkata : “Entah kenapa ya, umumnya operasi
begini 100 persen rongga laring akan mengeluarkan darah, terkecuali pada pasien
ini!”
Sepertiga lidahnya diamputasi,
tidak tega melihatnya, sampai pada hari membuka benang jahitan, saya takut
suamiku tidak sanggup menerima kenyataan ketika melihat lidahnya jadi pendek.
Namun di luar dugaan, dia tampak tenang dan stabil. Luka bekas operasi menutup
dengan sangat cepat.
Suatu pagi, dia melihat di atas
ranjang pasien kosong yang berada di seberang, ada sebuah bungkusan, sudah
beberapa hari ditaruh di sana dan tidak ada yang mengambilnya, dokter juga
tidak tahu bungkusan itu punya siapa.
Suamiku menyuruh putra kami untuk
membuka bungkusan tersebut, begitu dibuka ternyata isinya adalah selembar
poster Buddha Amitabha berwarna keemasan, sisanya adalah buku-buku Ajaran Tanah
Suci. Putra kami membawa pulang poster Buddha tersebut lalu dibingkai kaca dan
digantung di dinding.
Sejak itu tiap hari saya
menyalakan dupa, melafal Amituofo, bervegetarian, bahkan mengambil Visudhi
Trisarana, memfokuskan pikiran melafal Amituofo.
Bulan Desember Tahun 2000, di
rahang suamiku tumbuh tumor sebesar telur ayam. Ketika menjalani operasi di
Rumah Sakit, dokter berkata : “Setelah pengaruh obat bius berlalu, pasien akan
merasa sangat sakit.”
Maka itu hatiku sangat cemas,
tiada henti-hentinya melafal Amituofo. Tiba-tiba, saya melihat Buddha Amitabha
berdiri di sisi kiri tempat tidur suamiku, di tanganNya ada selembar kertas
bertuliskan “Permohonan Pasti Terkabul”.
Waktu itu saya tidak tahu apa
maknanya, langsung pulang dan menyalakan dupa serta bersujud di hadapan rupang
Buddha.
Kemudian kembali ke Rumah Sakit,
waktu menunjukkan pukul 8 malam, begitu masuk ke dalam kamar pasien, suamiku sedang
bercengkerama dengan pasien lainnya.
Saya bertanya padanya : “Apakah
setelah pengaruh obat bius hilang, kamu merasa kesakitan?”
Dia menjawab : “Entah kenapa,
kali ini tidak merasa sakit sama sekali.”
Saya memberi tahu padanya : “Buddha
Amitabha memberkati dirimu.” Lalu saya menceritakan kejadian mukjizat tadi
kepada dirinya dan pasien lainnya yang dirawat dalam kamar yang sama. Mereka
berkata : “Sungguh tak terbayangkan! Ternyata Buddha dan Bodhisattva nyata
adanya!”
Sejak itu, setiap bertemu dengan
siapa saja, suamiku pasti akan menceritakan mukjizat yang dialaminya saat
menjalani operasi di Rumah Sakit.
Setiap hari saya melafal Amituofo
sepuluh ribu kali, guna membalas budi mendalam dari Buddha.
Oleh : Gu Bing-qin
奇特治疗 有求必应
我叫顾炳琴,家住马鞍山市王家山。一九九六年十二月,我丈夫得了舌癌,需要做手术。我怕他的时间不多了,就在佛前祈求:「如我丈夫手术成功,我就吃斋念佛。」
几天以後做手术,非常顺利。医生说:「不知怎麽回事,按讲这种手术百分之百喉腔都会大出血,而这位同志就是个例外!」
舌条切除三分之一,非常难看,拆线那天,我怕他看见舌头少了那麽多会受不了。但他的情绪却很好。
伤口癒合得很快。一天早晨,他看见对面病床上放了一包东西,几天没人来取,医生也不知道是谁的。他就叫儿子打开,一看,最上面是一张阿弥陀佛金身像,其余全是净土宗书籍。儿子把佛像拿回家,做了个镜框,挂在墙上。
打那天起,我就每天上香、念佛、吃素,并皈依了佛门,专心念佛。
二○○○年十二月,我丈夫的下颌处长出一个大瘤子,有鸡蛋大。到医院开刀时,医生说:「开刀的人,等麻药的药性过後,就会很疼。」所以,我心里非常担忧,不停地念着佛。突然,我看见阿弥陀佛正站在我丈夫床头左边,手里有一张纸,写着「有求必应」四个字。我一时不知是什麽意思,就跑回家给佛上香叩头。
回到医院已经八点了。一进病房,我丈夫正在谈笑。
我问他:「你麻药药性过後疼不疼?」
他说:「不知怎麽,这次一点儿也不疼。」
我告诉他:「是阿弥陀佛在你後面护着你。」我把当时的情形说给他和病房里的人听。他们都说:「不可思议!原来还真有佛菩萨!」
打那以後,我丈夫见人就说他这次生病开刀是「奇特病,奇特治疗」。
我也每天念佛万声,以报佛深恩。(马鞍山市
王家山 顾炳琴)
摘錄自 :
《念佛感應錄》第三集