Kisah
Melafal Amituofo Sembuh dari Penyakit 13
Kehilangan
Asa dan Melafal Amituofo
Saya bernama
Gai Bao-cheng, tahun ini berusia 45 tahun, warga Kota Tianjin (kota terbesar
ketiga di Tiongkok). Tahun 1989 mengidap Kanker Tiroid, Tiroid bagian kiri
sudah diamputasi. (Tiroid adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu yang
terletak pada bagian depan leher). Hal ini
menyebabkan selama satu kurun waktu saya sulit berbicara, bahkan bicara pun
tidak jelas.
Tahun 1995 di
dada bagian kiri tumbuh tumor besar, lalu menjalani pembedahan besar pada
bagian dada. Usai itu penampilanku berubah jadi kurus kering.
Tahun 1999
didiagnosis kedua paru-paru dipenuhi Nodul Tiroid (benih tumor), bahkan sudah
menyebar, tidak berdaya lagi dilakukan operasi. Kabar ini bagaikan petir di
siang hari, saya merasa seolah-olah seluruh langit akan runtuh.
Di saat inilah
Ayah mendadak meninggal dunia, semua ini menyebabkan mentalku sangat tertekan,
saya mulai berpikiran pendek, ingin mengambil jalan pintas saja!
Bulan November
tahun 1999, suatu hari secara diam-diam dan tanpa diketahui istri dan putriku
yang belum menginjak usia dewasa, saya berpakaian rapi, lalu naik ke lantai
tujuh, memikirkan sisa hidup yang harus dilewati dalam kesengsaraan, tidak
bermakna lagi; tetapi tindakanku dilihat tetangga dan menarikku ke bawah,
barulah tidak sempat terjadi adegan yang tragis.
Pamanku yang
mengetahui hal ini segera menjelaskan padaku tentang Hukum Sebab Akibat dan
Maitri Karuna Buddha Amitabha, menasehatiku supaya melafal Amituofo, bahkan
bilang hanya dengan melafal Amituofo barulah penyakit bisa sembuh, saat
menjelang ajal juga bisa terlahir ke Alam Sukhavati.
Di rumah Paman,
saya melihat rupang Buddha Amitabha yang mengulurkan tanganNya dengan penuh
kasih, serupa dengan seorang Ayahanda yang siap menggandeng tangan anakNya, saya
sangat terharu, setelah pulang ke rumah, hatiku masih juga belum tenang.
Kemudian Bibi
kelima dan suaminya memberiku banyak buku Ajaran Buddha dan kaset ceramah, saya
membaca dan mendengar berulang kali, memahami oleh karena pada masa kehidupan
lampau menciptakan banyak karma buruk, sehingga pada masa kehidupan sekarang
mesti menanggung penderitaan sedemikian rupa.
Saya bertekad
melafal Amituofo, kelak menuju ke Alam Sukhavati guna bersua dengan Ayahanda-ku
Buddha Amitabha.
Tanggal 17
September 2000, saya mengambil Visudhi Trisarana dan Lima Sila, sejak itu tidak
mengalami kesakitan yang berarti lagi.
Setelah
diperiksa ulang di Rumah Sakit, dokter merasa keheranan, bertanya ke mana saya
pergi berobat sehingga bisa sembuh, dengan perasaan bangga saya memberitahukan
pada dokter dan suster : Saya melafal Amituofo, Beliau-lah yang telah
menyembuhkan diriku”.
Terkenang
kembali hari-hari mengerikan dimana setiap saat dihantui oleh kematian, membuat
diriku mengerti : Tidak melewati sebuah siksaan penyakit, manalah bisa
menyadari betapa mendalamnya tekad agung Buddha Amitabha.
Tempo dulu saya
melewati hari demi hari dengan ditemani Pethidine atau Petidina, sejenis obat
luka sintetis, kini wajahku telah berubah dari pucat menjadi merah sehat,
suaraku juga sudah nyaring, rasa sakit juga sudah mereda.
Kini, melafal
Amituofo telah menjadi kenikmatan hidupku yang tertinggi, penuh dengan
kebahagiaan Dharma.
(Gai Bao-cheng,
30 Juli 2001)
Disadur
dari ebook berjudul :
《念佛癒病》(一)
十四、癌症絕望 選擇念佛
我叫蓋寶成,今年四十五歲,天津市人。一九八九年患甲狀腺癌,將左邊甲狀腺切除,一度很難開口講話,甚至講話不清楚。
一九九五年左胸長大腫瘤,做了開胸大手術,術後整個人都變了形,面容憔悴,瘦得僅剩幾十斤重。
一九九九年,診斷雙肺長滿了結節癌,並已擴散轉移,不能做手術。
這個消息如晴天霹靂,我感到整個天都要塌下來了。就在這時,父親又突然去世,這一切對我的打擊實在是太大了,我想到了死!
一九九九年十一月某一天,我瞞著妻子和未成年的女兒,穿得整整齊齊,爬上七樓頂,想了此殘生;被鄰居大爺發現拉下來,才沒有造成悲劇。
舅舅馬相義知道後,便給我講三世因果和阿彌陀佛的慈悲,勸我念佛,並說只有念佛既能癒病,又得往生。在舅舅家看到阿彌陀佛聖像寶手下垂,就像父親要牽兒子的手,我非常激動,回家後心情久久不能平靜。
後來五姨和五姨父又給了我許多佛書和磁帶,我反覆地看、聽,懂得了是因為往世造業,今世才會承受這樣的病苦。我發願好好念佛,將來去極樂世界找我的父親阿彌陀佛。
二○○○年九月十七日,我皈依佛門並受五戒,再沒有難忍的病痛。
到醫院複查,醫生都覺奇怪,問我在哪看好的,我非常自豪地告訴他們:我念佛,念南無阿彌陀佛,是他老人家救了我。
回想起那隨時會死亡的日子,使我懂得:不經一番病苦磨,哪知彌陀弘願深。以前我是靠杜冷丁過日子,現在氣色紅潤,嗓音洪亮,疼痛基本上好了。如今,念佛是我最大的享受,法喜充滿。
(蓋寶成 二○○一年七月三十日)
摘錄自 :
《念佛癒病》(一)