Friday, February 7, 2020

61 Mengirim Lafalan Amituofo Buat Papa


Kisah Melafal Amituofo Sembuh dari Penyakit 61
Mengirim Lafalan Amituofo Buat Papa

Akhir-akhir ini kelopak mataku selalu kedutan, hatiku berpikir pasti ada sesuatu yang terjadi, kemudian saya mencoba menelepon pulang ke Taiwan, ternyata benar dugaanku, Papa sedang dirawat di Rumah Sakit dan harus menjalani pembedahan karena menderita batu kandung kemih dan pembesaran kelenjar prostat serta darah dalam urin.

Saya berada di Amerika, sebagai seorang anak, berada di kejauhan ribuan li, sementara Ayahku berada di Taiwan membutuhkan diriku, tetapi saya tak berdaya pulang merawatnya, bagaimana hatiku tidak pilu?

Ditambah lagi kondisi Ibundaku yang lemah, mana mungkin bisa menjaga dan merawat Papa. Kini hanya ada satu-satunya jalan, yakni memohon pemberkatan dari Buddha dan Bodhisattva, semoga rintangan karma Papa dapat tereliminasi.

Upasaka Teng dari Vihara Fayin, menyarankan diriku supaya melafal Amituofo, katanya ketika Ibundanya menjalani operasi di Rumah Sakit, dia melafal Amituofo sebanyak 45 ribu lafalan dan melimpahkan jasa kebajikan kepada Ibundanya. Alhasil usai operasi, sang bunda tidak merasakan kesakitan sama sekali di bekas luka atau jahitan, bahkan dokter juga keheranan dan bertanya : “Apakah Anda ada mengonsumsi obat pereda sakit?”. Ibundanya menjawab : “Tidak ada!”

Cerita Upasaka Teng memberiku keyakinan hati yang besar, saya berikrar pada Buddha dan Bodhisattva, saya akan melafal Amituofo sebanyak 20 ribu lafalan, melimpahkan jasa kebajikan ini kepada Papa, semoga musibah besar dapat berubah jadi kecil, yang kecil dapat berubah jadi sirna, dosa berat balasan ringan. Dua hari kemudian, saya berhasil menyelesaikan 20 ribu lafalan Amituofo, segera melimpahkan jasa buat Papa.

Usai itu saya menelepon pulang ke Taiwan, Ayah tetap diharuskan menjalani operasi, sementara itu kondisi Ayah tidak mengalami kemajuan yang berarti. Hatiku bertambah kalut, lalu menelepon Master Yin Hai minta bimbingannya.

Beliau memberiku wejangan : “Tekad sudah diikrarkan, maka mesti diwujudkan. Andaikata musibah tak terhindarkan, maka hanya bisa memohon supaya bersua dengan insan penolong, dokter bertangan dingin, siksaan berkurang”.

Kemudian saya berikrar lagi melafal Amituofo sebanyak 25 ribu lafalan dan melimpahkan jasa, semoga bersua dengan dokter bertangan dingin dan insan penolong segera datang membantu.

Waktu itu saya juga memotivasi diri sendiri : “Hanya tahu bercocok tanam, takkan menanyakan hasilnya”, asalkan melafal Amituofo dengan setulus hati, musibah pasti dapat dihindari, pasti dapat terjalin dengan Buddha Amitabha.

Saya menelepon lagi ke Taiwan, kali ini nada bicara Mama sudah agak berubah, dengan gembira beliau mengabarkan : “Tenang saja! Dalam dua hari ini, adikmu berkenalan dengan seorang sahabat baru, kebetulan Pamannya adalah kepala Rumah Sakit, dibawah petunjuknya, segalanya berjalan lancar. Beliau sangat rendah hati dan tulus, menjaga Ayahmu dengan telaten, juga sudah berjumpa dengan ketua tim dokter bedah.........”

Setelah mendengarnya, perasaanku berkecamuk, antara keharuan dan kegembiraan saling bercampur, air mata kebahagiaan membasahi wajahku.

Setelah menutup telepon, saya segera menuju ke hadapan altar Buddha, mengenakan Haiqing (jubah sembahyang berwarna hitam), kini keyakinan hatiku telah meningkat berlipat ganda, meneruskan melafal Amituofo, bahkan mengikrarkan tekad buat ketiga kalinya, kebetulan esok hari tidak perlu berangkat kerja, saya akan melafal Amituofo sebanyak 15 ribu lafalan, melimpahkan jasa kebajikan ini semoga Ayah menjalani operasi dengan lancar dan tidak merasa kesakitan.

Akhirnya tujuh hari telah berlalu, Ayah diperbolehkan pulang, lalu meneleponku mengabarkan bahwa batu kandung kemih tidak perlu dioperasi, adalah seorang dokter yang bertangan dingin, yang mengandalkan kemajuan teknologi, dengan klip menjepit keluar sebanyak 37 butir batu, hanya saja kelenjar prostat mengalami sedikit luka, namun sejak itu tidak mengalami kesakitan lagi.

Kini membagi kisah nyata ini kepada pembaca sekalian, dengan cara ini membalas budi Buddha.

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 22 Mei 1994.

(Hu Lan-yu)

Disadur dari ebook berjudul :
《念佛癒病》(一)



十九、至誠念佛 感父病癒

眼皮連續跳了好幾天心想一定有事於是拿起電話撥回台灣果然爸爸因膀胱結石和攝護腺腫大且尿中有血必須住院接受手術

我遠在美國生為人女相距千里在父親需要時無法回去照顧叫我怎麼不難過呢加上母親體弱根本無法負擔照顧父親的重任如今唯一能作的就是請佛菩薩加持保佑父親業障消除

「念佛」是法印寺滕居士給我的啟示他母親因病住院開刀時他發心念了四萬五千聲佛號迴向結果手術後傷口沒有一點疼痛連醫生都奇怪地問「您是不是吃止痛劑?」她母親回答「沒有可是不痛呀!」

滕居士的個案給我很大的信心我趕緊向佛菩薩發願願念二萬聲佛號迴向父親希望能將父親的災難大化小小化無重罪輕報兩天過後總算達到二萬聲佛號趕緊以此迴向

迴向之後又打電話回台灣父親仍然必須進行手術好像沒什麼改善我心慌意亂打電話求助印海法師師父開示我「願已發要去做若災難不能免只能求遇貴人遇良醫少受痛苦」於是我再次發願念兩萬五千聲佛號迴向以求良醫貴人早日出現當時我對自己說「只問耕耘不問收穫」只要至誠念佛災難一定能免一定能和阿彌陀佛感應的

我又打了電話回去這次母親的音調變了她興奮地說「一切放心吧!在這兩天中你妹妹認識了一位新朋友他的舅舅竟然是醫院的院長在他的關照之下一切順利他非常熱誠在醫院裡前前後後照顧妳父親也會見了主治外科主任……

我聽了悲喜交集破涕為笑掛斷電話後馬上到我的小佛堂穿上海青信心倍增繼續念佛並且發了第三次願願在明天剛好不用上班的一天之內念完一萬五千聲佛號並以此功德迴向父親手術時沒有疼痛

終於七天過去了父親出院時來電說他膀胱結石並沒動手術是仁慈的良醫靠著精湛的技術用夾子夾出三十七顆石頭攝護腺在夾石頭中受了一點傷但從始至終沒有疼過

今將這事實讓大家知道以此來報佛恩

時間發生於一九九四年五月廿二日

(胡藍儷)

摘錄自 :
《念佛癒病》(一)