Kisah
Melafal Amituofo Sembuh dari Penyakit 61
Mengirim
Lafalan Amituofo Buat Papa
Akhir-akhir
ini kelopak mataku selalu kedutan, hatiku berpikir pasti ada sesuatu yang
terjadi, kemudian saya mencoba menelepon pulang ke Taiwan, ternyata benar
dugaanku, Papa sedang dirawat di Rumah Sakit dan harus menjalani pembedahan
karena menderita batu kandung kemih dan pembesaran kelenjar prostat serta darah
dalam urin.
Saya
berada di Amerika, sebagai seorang anak, berada di kejauhan ribuan li,
sementara Ayahku berada di Taiwan membutuhkan diriku, tetapi saya tak berdaya
pulang merawatnya, bagaimana hatiku tidak pilu?
Ditambah
lagi kondisi Ibundaku yang lemah, mana mungkin bisa menjaga dan merawat Papa.
Kini hanya ada satu-satunya jalan, yakni memohon pemberkatan dari Buddha dan
Bodhisattva, semoga rintangan karma Papa dapat tereliminasi.
Upasaka
Teng dari Vihara Fayin, menyarankan diriku supaya melafal Amituofo, katanya
ketika Ibundanya menjalani operasi di Rumah Sakit, dia melafal Amituofo
sebanyak 45 ribu lafalan dan melimpahkan jasa kebajikan kepada Ibundanya.
Alhasil usai operasi, sang bunda tidak merasakan kesakitan sama sekali di bekas
luka atau jahitan, bahkan dokter juga keheranan dan bertanya : “Apakah Anda ada
mengonsumsi obat pereda sakit?”. Ibundanya menjawab : “Tidak ada!”
Cerita
Upasaka Teng memberiku keyakinan hati yang besar, saya berikrar pada Buddha dan
Bodhisattva, saya akan melafal Amituofo sebanyak 20 ribu lafalan, melimpahkan
jasa kebajikan ini kepada Papa, semoga musibah besar dapat berubah jadi kecil,
yang kecil dapat berubah jadi sirna, dosa berat balasan ringan. Dua hari
kemudian, saya berhasil menyelesaikan 20 ribu lafalan Amituofo, segera
melimpahkan jasa buat Papa.
Usai
itu saya menelepon pulang ke Taiwan, Ayah tetap diharuskan menjalani operasi,
sementara itu kondisi Ayah tidak mengalami kemajuan yang berarti. Hatiku
bertambah kalut, lalu menelepon Master Yin Hai minta bimbingannya.
Beliau
memberiku wejangan : “Tekad sudah diikrarkan, maka mesti diwujudkan. Andaikata
musibah tak terhindarkan, maka hanya bisa memohon supaya bersua dengan insan penolong, dokter bertangan dingin, siksaan berkurang”.
Kemudian
saya berikrar lagi melafal Amituofo sebanyak 25 ribu lafalan dan melimpahkan
jasa, semoga bersua dengan dokter bertangan dingin dan insan penolong segera datang
membantu.
Waktu
itu saya juga memotivasi diri sendiri : “Hanya tahu bercocok tanam, takkan
menanyakan hasilnya”, asalkan melafal Amituofo dengan setulus hati, musibah
pasti dapat dihindari, pasti dapat terjalin dengan Buddha Amitabha.
Saya
menelepon lagi ke Taiwan, kali ini nada bicara Mama sudah agak berubah, dengan
gembira beliau mengabarkan : “Tenang saja! Dalam dua hari ini, adikmu
berkenalan dengan seorang sahabat baru, kebetulan Pamannya adalah kepala Rumah
Sakit, dibawah petunjuknya, segalanya berjalan lancar. Beliau sangat rendah
hati dan tulus, menjaga Ayahmu dengan telaten, juga sudah berjumpa dengan ketua
tim dokter bedah.........”
Setelah
mendengarnya, perasaanku berkecamuk, antara keharuan dan kegembiraan saling
bercampur, air mata kebahagiaan membasahi wajahku.
Setelah
menutup telepon, saya segera menuju ke hadapan altar Buddha, mengenakan Haiqing
(jubah sembahyang berwarna hitam), kini keyakinan hatiku telah meningkat
berlipat ganda, meneruskan melafal Amituofo, bahkan mengikrarkan tekad buat
ketiga kalinya, kebetulan esok hari tidak perlu berangkat kerja, saya akan
melafal Amituofo sebanyak 15 ribu lafalan, melimpahkan jasa kebajikan ini
semoga Ayah menjalani operasi dengan lancar dan tidak merasa kesakitan.
Akhirnya
tujuh hari telah berlalu, Ayah diperbolehkan pulang, lalu meneleponku
mengabarkan bahwa batu kandung kemih tidak perlu dioperasi, adalah seorang
dokter yang bertangan dingin, yang mengandalkan kemajuan teknologi, dengan klip
menjepit keluar sebanyak 37 butir batu, hanya saja kelenjar prostat mengalami
sedikit luka, namun sejak itu tidak mengalami kesakitan lagi.
Kini
membagi kisah nyata ini kepada pembaca sekalian, dengan cara ini membalas budi
Buddha.
Peristiwa
ini terjadi pada tanggal 22 Mei 1994.
(Hu
Lan-yu)
Disadur dari ebook berjudul :
《念佛癒病》(一)
十九、至誠念佛 感父病癒
眼皮連續跳了好幾天,心想一定有事,於是拿起電話撥回台灣,果然爸爸因膀胱結石和攝護腺腫大且尿中有血,必須住院接受手術。
我遠在美國,生為人女,相距千里,在父親需要時,無法回去照顧,叫我怎麼不難過呢?加上母親體弱,根本無法負擔照顧父親的重任。如今唯一能作的,就是請佛菩薩加持,保佑父親業障消除。
「念佛」是法印寺滕居士給我的啟示,他母親因病住院開刀時,他發心念了四萬五千聲佛號迴向,結果手術後傷口沒有一點疼痛,連醫生都奇怪地問:「您是不是吃止痛劑?」她母親回答:「沒有,可是不痛呀!」
滕居士的個案給我很大的信心,我趕緊向佛菩薩發願,願念二萬聲佛號迴向父親,希望能將父親的災難大化小,小化無,重罪輕報。兩天過後總算達到二萬聲佛號,趕緊以此迴向。
迴向之後,又打電話回台灣,父親仍然必須進行手術,好像沒什麼改善。我心慌意亂,打電話求助印海法師。師父開示我:「願已發,要去做。若災難不能免,只能求遇貴人、遇良醫,少受痛苦。」於是我再次發願念兩萬五千聲佛號迴向,以求良醫貴人早日出現。當時我對自己說「只問耕耘,不問收穫」,只要至誠念佛,災難一定能免,一定能和阿彌陀佛感應的。
我又打了電話回去。這次母親的音調變了,她興奮地說:「一切放心吧!在這兩天中,你妹妹認識了一位新朋友,他的舅舅竟然是醫院的院長,在他的關照之下,一切順利。他非常熱誠,在醫院裡,前前後後照顧妳父親,也會見了主治外科主任……。」
我聽了悲喜交集,破涕為笑。掛斷電話後馬上到我的小佛堂,穿上海青,信心倍增,繼續念佛,並且發了第三次願,願在明天剛好不用上班的一天之內,念完一萬五千聲佛號,並以此功德迴向父親手術時沒有疼痛。
終於七天過去了,父親出院時來電說他膀胱結石並沒動手術,是仁慈的良醫,靠著精湛的技術,用夾子夾出三十七顆石頭,攝護腺在夾石頭中受了一點傷,但從始至終沒有疼過。
今將這事實讓大家知道,以此來報佛恩。
時間發生於一九九四年五月廿二日。
(胡藍儷)
摘錄自 :
《念佛癒病》(一)