Saturday, July 4, 2020

16A Menyeberangi Lautan Racun Bgn 1


Kisah Nyata Penyelamatan Buddha Amitabha
16. Menyeberangi Lautan Racun
(Bagian 1)

Ini merupakan kisah nyata menghilangkan kecanduan narkoba dengan mengandalkan kekuatan Buddha dan kegigihan. Dengan sepatah Amituofo, bukan saja menjauhkan dirinya dari keterikatan kecanduan narkoba, namun sejak saat itu juga telah mengubah kehidupannya.

Tahun ini Upasaka Zhihui genap berusia 28 tahun, jika dibandingkan dengan kondisinya pada 2,5 tahun yang silam, sungguh merupakan dua sosok yang berbeda.

Orang-orang yang mengenalnya 2 tahun yang silam, ketika bersua lagi dengannya sekarang akan terkesima : “Bagaimana mungkin bisa berubah jadi begini?”

Tidak ada yang bisa memercayai keajaiban ini, cahaya cemerlang dari sepatah Amituofo, dapat menyelamatkan seseorang dari dalam lautan racun, raut wajah yang penuh dengan kekerasan, kini berubah menjadi wajah yang ramah, seorang pemuda yang tahu mengejar kemajuan.

Jatuh Ke Jalan Sesat
Setelah mengundurkan diri dari militer, Zhihui meninggalkan rumahnya di atas gunung di wilayah pusat, lalu menuju ke wilayah selatan, berkenalan dengan beberapa teman dari kelompok gangster, lalu bergerak bolak-balik antara wilayah selatan dan utara, bergaul dengan kelompok gangster melewati hari demi hari.

Sejak itu, dia semakin jarang menghubungi keluarganya. Ayahbunda juga tak berdaya pada dirinya, menganggap anak yang berkelana di luar ibarat anak yang hilang, tidak tahu anaknya itu berada di mana.

Meskipun bergaul dengan kelompok gangster, tetapi Zhihui tidak pernah terpikir untuk menyentuh narkoba. Namun lama kelamaan akibat terpengaruh bujukan teman-temannya, suatu hari dia kalah judi, lalu bertengkar dengan teman-temannya, ketika perasaannya tertekan, dia mencoba mengisap heroin.

Saat itu dia cuma berpikir menggunakan narkoba untuk menghilangkan kesedihannya. Setelah 2-3 kali, akhirnya dia jadi kecanduan, dikendalikan oleh telapak tangan Mara narkoba.

Dia jadi rutin mengonsumsi narkoba, kalau tidak maka sekujur tubuh jadi tidak nyaman, baik duduk maupun berdiri terasa gelisah dan galau, suasana hati jadi labil dan gampang emosi.

Setelah satu kurun waktu mengonsumsinya, dosis yang ada sudah tidak mempan lagi, harus ditambah, kian lama dosisnya kian berat, semangat pun kian menurun, uang pun selamanya tidak cukup pakai, hanya bisa mencari sumber uang melalui meja judi.

Begitu jatuh ke dalam jurang kecanduan narkoba, jika ingin terbebas darinya, bukanlah hal yang gampang, yang ada hanyalah hari demi hari semakin tenggelam dalam kecanduan, hari demi hari berada dalam kegelapan seakan-akan takkan pernah berakhir.

Mengajarkan Melafal Amituofo
Suatu hari Zhihui pulang ke rumahnya di atas gunung di wilayah pusat, ketika bertandang di rumah sahabatnya, mendadak kecanduan-nya kambuh (sakau).

Saat itu kebetulan narkoba-nya sedang kehabisan stok, suasana hatinya labil dan gejolak kebencian terus mempermainkan perasaannya, terpikir tempo dulu orang-orang yang pernah berselisih dengannya, makin terbayang makin murka dan sulit meredakan api amarah, kemudian dia merakit beberapa butir bom bensin, dengan menunggang sepeda motor, pergi membuat perhitungan dengan orang-orang yang dibencinya. 

Di tengah perjalanan dia melewati sebuah Vihara, mungkin karena kecapekan, Zhihui menghentikan sepeda motornya, duduk bersandar di atas batu besar di pekarangan Vihara.

Menikmati suasana lingkungan Vihara yang tenang, dia merasa hatinya jadi sejuk, emosinya mulai mereda, dia berpikir, “Kenapa sih harus balas dendam pada orang lain?” berangsur-angsur suasana hatinya jadi stabil.

Waktu itu ada seorang Bhiksuni keluar dari Vihara, bertanya padanya : “Kenapa wajah anda tampak pucat sekali? Apakah anda tidak sehat?”

Berhadapan dengan seorang anggota Sangha dan perhatian yang diberikan, membuat dirinya melontarkan keluar seluruh ganjalan hatinya : “Kecanduan-ku kambuh, tidak ada stok narkoba lagi, saya sangat sengsara, murka dan ingin menyakiti orang lain.”

Bhiksuni itu berkata padanya : “Pulanglah dan lafallah Amituofo. Meskipun menghilangkan kecanduan adalah sangat sulit, namun Buddha dan Bodhisattva akan memberkatimu, seberat apapun penderitaan itu, anda harus bersabar, lafallah terus menerus, hingga berhasil melepaskan belenggu ini.”

Melafal Amituofo? Apakah benar bisa berguna? Zhihui merasa ragu. Tetapi dia juga berpikir, kalau terus menerus kecanduan narkoba, hasilnya juga sama, jadi mengapa tidak mencoba melafal Amituofo!




一句弥陀度毒海
(一)

这是一个凭借佛力与毅力,戒毒成功的实例。一句佛号,不但帮助他远离毒瘾的纠缠,也从此改变了他的人生。

今年二十八岁的智辉居士,和两年半前比较起来,已经是判若两人。两年多前认识他的人,再见时都异常惊讶:「怎么会这样?」他们简直不能相信,一句佛号的光明,可以将一个沉沦在毒海里、满脸暴戾的人,变成眼前这样一个温文谦和、知所上进的青年。

误入歧途

当兵退伍以后,智辉随即离开中部山上的家,到了南部,并认识了一些黑道上的朋友,南北奔波地混日子。从此,他便极少和家里联系。父母对于出去了就好像丢掉了的儿子,一点办法也没有,甚至从来就不知道这个儿子到底在哪里。

虽然在黑道上,起初智辉并没有想到要沾上毒瘾。但是受到「弟兄们」耳濡目染久了,有一次赌博赌输,和朋友起冲突,整个人心情沮丧的时候,他开始吸食四号海洛因。那时候只想用吸毒把一切痛苦忘掉。两三次之后,就上瘾了,被毒瘾的魔掌所控制,必须按时满足它的需求,否则它会令你浑身不自在,坐立难安,频频打呵欠,脾气也变得非常暴躁。长期吸食,每日的需求量又日益加重,人变得颓废萎靡,金钱也永远不敷使用,只有从开设赌场中寻找财源。一旦掉入毒窟,要想摆脱并非易事,只有日复一日继续沉迷下去,暗无天日的日子似乎永无尽头。

教念佛号

一日,智辉回到中部山上的老家,在朋友的地方毒瘾发作。那时候毒品已经用完了,而他瞋恨的情绪不停地在心里翻搅,想到以前曾经有过节的人,越想越气愤难消,于是制造了几粒汽油弹,骑着机车,呼啸着要去找人算帐。中途路过一间佛寺,大概是累了,智辉把机车停下来,坐在佛寺前院的大石头上休息了一会儿。看着宁静祥和的佛寺,他感觉身心清凉了许多,报复的念头不再那么强烈了,「为什么一定要去报复人家呢?」他想将这个瞋恨心渐渐平息下去。

此时,寺内走出一位尼师,问他:「你脸色为什么这么苍白?是身体不舒服吗?」面对出家师父的关怀,他很自然而无保留地诉说自己的困难:「我毒瘾发作,没有药了,很痛苦,想去报复别人。」那位师父告诉他:「你回去就念阿弥陀佛。虽然戒毒很痛苦,佛菩萨会加被你的,再怎么苦你还是要忍着,不停地念,一直到成功为止。」念佛?真的管用吗?智辉满腹的疑惑。但是他又想,如果继续吸毒,结果还是一样的,不如试试看吧!