Kisah
Melafal Amituofo Sembuh dari Penyakit 25
Buddha
Datang ke Dalam Mimpi
Saya
adalah mahasiswa tingkat tiga di “City University of Hong Kong”. Akhir bulan Juni, Mama mendadak
menderita sakit perut, setelah didiagnosis, dokter mengatakan Mama menderita
batu empedu. Saya tidak terlalu menghiraukan hal ini.
Setelah
pulang dari perjalanan dinas, saya pulang ke rumah, ibu angkatku bilang bahwa
penyakit Mama sangat parah, di ginjalnya tumbuh tumor, kemungkinan besar adalah
kanker.
Mendengar
hal ini saya jadi bengong, terutama mencemaskan kondisi kesehatan Mama, tetapi
waktu itu yang bisa dilakukan hanyalah memohon perlindungan pada Buddha
Amitabha, semoga Mama tidak apa-apa, selain ini merisaukan apapun juga tiada
gunanya.
Kemudian
saya segera menuju ke hadapan altar dan berlutut di depan rupang “Tiga Suciwan
Alam Sukhavati”, memandangi wajah Buddha Amitabha yang penuh welas asih dengan
tanganNya yang senantiasa siap merangkul setiap makhluk yang sedang menderita
dan kesusahan.
Di samping
Buddha Amitabha berdiri Bodhisattva Avalokitesvara, tanganNya membawa
sebuah botol suci yang dilengkapi dengan ranting Yangliu (juga disebut sebagai willow branch atau dedalu atau gandarusa), sedangkan Bodhisattva yang satunya lagi, saya
tidak kenal (di kemudian hari barulah saya tahu Beliau adalah Bodhisattva
Mahasthamaprapta).
Saya terus
berlutut di sana, sambil memandangi rupang Buddha sambil melafal Amituofo
dengan suara kecil. Sampai sekitar pukul 3 dini hari, saya merasa begitu
mengantuk, kedua lututku sudah kebas, terpikir besok masih harus ke Rumah Sakit
membesuk Mama, akhirnya memutuskan pergi tidur.
Begitu
merebahkan diri, saya langsung terlelap, bermimpi sebuah kejadian yang hingga
kini tak pernah terlupakan.
Mungkin juga
dikarenakan sebelum tidur, saya memandangi terus rupang Buddha, juga mungkin
saja Buddha Amitabha dan Bodhisattva Avalokitesvara benar-benar menunjukkan
mukjizat, Mereka hadir dalam mimpiku.
Kala itu
sepertinya saya sedang berlutut di atas Bunga Lotus, saat menengadahkan kepala,
tampak Buddha Amitabha dan Bodhisattva Avalokitesvara berdiri di tengah
angkasa.
Di dalam
mimpi saya tidak berdaya berpikir, seperti orang yang kebingungan, berdiri
bengong memandangi Mereka.
Tiba-tiba Buddha
Amitabha berkata, logat yang digunakan ternyata sama dengan logat daerah kami
yakni logat Chongqing : “Jangan terlampau mencemaskan penyakit mama kamu,
bunda-mu akan selamat”. SuaraNya lembut dan menenangkan hati.
Sementara
itu Bodhisattva Avalokitesvara menggenggam ranting Yangliu tetapi tanpa botol suci, berkata : “Kamu harus baik-baik berbakti dan menghormati mama-mu
ya”.
Usai itu
Bodhisattva memercikkan air suci dengan ranting Yangliu, bersamaan itu pula
tampak mama yang sedang mengenakan baju pasien muncul di bawah ranting Yangliu,
sehingga percikan air suci mengenai dirinya, lalu tampak mama berubah jadi lincah
kembali. Sedangkan saya sendiri masih tetap berdiri bengong melihat semua
peristiwa ini, memandangi terus............
Keesokan
harinya saat terbangun, saya masih mengingat dengan jelas rentetan peristiwa
dalam mimpiku semalam. Kala itu saya sangat menyesal : Mengapa saya tidak
berusaha menganggukkan kepala, mengucapkan sepatah terima kasih, cuma bisa
berdiri bengong memandangi keagungan Mereka!
Kemudian
Mama oleh karena kanker ginjal menjalani pembedahan mengangkat dan membuang
ginjal kanannya, selama proses operasi berlangsung, saya dan Bibi melafal
Amituofo melimpahkan jasa buat Mama.
Operasi
berjalan dengan lancar, bahkan kondisinya pulih lebih cepat dibandingkan dengan
pasien sejenis lainnya, hanya dalam kurun beberapa hari saja sudah mampu turun
dari ranjang pasien dan berjalan ke toilet sendirian, semangatnya juga sangat
bagus.
Setengah
bulan kemudian keluar dari Rumah Sakit, melepaskan seragam pasien, sama sekali
tidak kelihatan seperti pasien penderita kanker yang pernah menjalani operasi
besar.
Setiap bulan
Che-it dan Cap Go masih ke Vihara mengikuti kebaktian pelafalan Amituofo.
Sekarang Mama tampak begitu bersemangat, suasana hatinya selalu gembira, semua
ini merupakan pemberkatan dari Buddha Amitabha.
Ditulis oleh
: Fo Yu
Tanggal : 29
November 2016
Di : Distrik
Dazu, Kota Chongqing, Tiongkok.
Disadur
dari ebook berjudul :
《念佛癒病》(一)
二五、心憂母病急念佛 彌陀觀音入夢來
我是香港城市大學大三的學生。六月底媽媽突然覺得腹痛,經醫院檢查後,告訴我是患了膽結石,我就沒怎麼放在心上。我出完差回到媽媽身邊,乾媽對我說了媽媽具體的病情非常的嚴重,腎上長的是腫瘤,很有可能是癌。聽到這個消息我整個人都懵了,特別擔心媽媽的病情,但那時唯一能做的就是求阿彌陀佛保佑媽媽無大礙,其餘瞎操心也沒用。
於是,我趕緊跑去佛像(西方三聖)面前跪著,看見中間站著的阿彌陀佛一臉慈祥地向下托著手,像是要去接納受苦的大眾,旁邊站著觀世音菩薩,手裡托著裝有柳枝的瓶子,另外一位菩薩我不認識(後來聽說是大勢至菩薩)。我一直跪在那裡,邊看著佛像邊小聲念「阿彌陀佛」。大約到了凌晨三點,迷迷糊糊睏得不行了,膝蓋也一直麻著,想著明天還要去醫院看媽媽,就去床上休息了。躺在床上我很快就睡著了,做了一個至今還記憶猶新的夢。
可能是睡前一直盯著佛像的緣故,也可能是阿彌陀佛和觀世音菩薩顯靈了,他們竟然出現在夢裡。當時我好像是跪在蓮花上,抬頭看到了阿彌陀佛和觀世音菩薩站在半空。夢裡的我沒了思考能力,腦子糊裡糊塗地,一直呆呆地望著他們。
突然,阿彌陀佛說話了,用的竟然是重慶口音:「不要太擔心你的媽媽,她會逢凶化吉,化險為夷的。」聲音柔和安詳(極像我姨父的聲音,我姨父唱歌非常的好聽,常常參加表演)。
觀世音菩薩手裡拿著楊柳枝卻沒有白瓶子,她的衣著也不是佛像中的樣子,而是小時候看的西遊記裡全身素白的形象,她接著說道:「你以後一定要好好孝敬你媽媽喲!」聲音極似我小學數學老師(她的聲音我一直以來覺得是最好聽的了),說著便輕輕抖動楊柳枝,滴下幾滴甘露聖水,同時媽媽穿著病號服的樣子就在楊柳枝下若隱若現,楊枝露水便滴落在她身上,然後就看到媽媽像平時一般活潑的樣子。而我還是呆呆地看著她們,一直看著……
第二天醒來腦子裡對夢裡的細節記得十分清晰。當時十分後悔:為什麼不使勁點下頭,說一句感謝的話,像個傻子一樣一直望著她們幹嘛啊!
後來媽媽因腎癌做了手術切除了右腎,在手術中我和姨媽都在為她念阿彌陀佛。手術很順利,而且恢復得比其他同類病人快得多,幾天便可下床走動,也可自理上衛生間,精神也非常的好。半個月後出院脫下病號服一點也看不出是一個患癌動了大手術的病人。回到家還去帶領大眾跳念佛拍手健身操。初一、十五還去念佛堂念佛。如今媽媽精神飽滿,心情愉悅,這一切都歸功於阿彌陀佛的加持。
(重慶大足 佛語居士 二○一六年十一月二九日)
摘錄自 :
《念佛癒病》(一)