Kisah
Melafal Amituofo Sembuh dari Penyakit 11
Buddha
Datang Menyuntik
Tahun
1988 sampai 1990, saya divonis mengidap Kanker Kulit, sudah 8 kali berobat ke
Harbin. Universitas Kedokteran Harbin mendiagnosis diriku mengidap Kanker
Kulit.
Rumah
Sakit Afiliasi Kedua Universitas Kedokteran Harbin, Rumah Sakit Kanker Harbin
juga tak berdaya menyembuhkan penyakit ini. Lalu pergi berobat ke Rumah Sakit
ketiga dan sempat sembuh, tetapi setahun kemudian kambuh lagi, kembali berobat
selama dua bulan, namun tak kunjung sembuh.
Kakak
iparku yang telah menjadi Bhiksuni, setelah mengetahui kondisi penyakitku,
menasehatiku supaya bervegetarian, lalu memuja rupang Buddha di rumah,
memberitahukan padaku : “Membangkitkan ketulusan melafal Amituofo, penyakit
bisa sembuh”.
Kemudian
saya membeli sebuah rupang Buddha Amitabha untuk dipuja di rumah. Putra dan
putriku tidak mengizinkan diriku meyakini Ajaran Buddha, berkata : “Rumah Sakit
saja tidak berdaya menyembuhkan, kalau meyakini Buddha lantas penyakit bisa
sembuh, itu mustahil, jangan sampai meninggalkan masalah buat kami”.
Saya
bersikukuh meyakini Buddha, berkata pada mereka : “Berikan padaku waktu dua
bulan, asalkan bisa meringankan penderitaan sakitku, maka sudah boleh”.
Saya
menderita kanker kulit pembuluh darah yang parah, selalu mengalir keluar nanah,
area dada yang terdampak lebih luas daripada telapak tangan, saat parah akan
berwarna coklat kemerahan, ibu jari bisa dimasukkan ke dalam lubang luka,
hampir kelihatan tulang, saat kambuh luar biasa sakitnya.
Saya
hanya bisa menahan rasa sakit sampai air mata pun mengalir keluar, menyalakan
dupa di depan altar Buddha, berlutut dan memanjatkan doa : “Namo Maha Maitri Maha Karuna Buddha Amitabha,
andaikata Anda dapat memberkati supaya malam ini dadaku takkan kesakitan lagi,
maka mulai esok hari saya akan bervegetarian buat selamanya, mengamalkan Lima Sila,
melafal namaMu”.
Sungguh
mengherankan, tidak lama kemudian dadaku tidak sakit lagi. Lalu saya mulai
melafal Amituofo, tidak lama kemudian saya ketiduran. Saya bermimpi melihat
seorang Bhiksu tua hendak menyuntik jarum infus kepada diriku.
Saya
bilang bahwa tubuhku gendut, tidak gampang menemukan pembuluh darah. Tetapi
Bhiksu tua berkata : “Tidak masalah!”. Lalu menusuk jarum suntikan tersebut ke
kakiku; saya terkejut dan terbangun.
Ketika
terbangun, saya merasa bagian kakiku agak sakit, tetapi dadaku terasa sejuk dan
nyaman, tidak sakit lagi. Saya sangat berterima kasih pada pengalaman melafal
Amituofo, baik berjalan, berdiri, duduk maupun berbaring tetap melafal
Amituofo, sampai sekarang sudah dua tahun lamanya, dan kondisiku sangat baik.
Tahun
ini pada lunar bulan 2 hari ke-19 (HUT Bodhisattva Avalokitesvara) tiga orang
putra dan tiga orang putriku, menerima Visudhi Trisarana, mereka berkata dengan
penuh sukacita : “Kita harus membalas budi Buddha, melakukan kebajikan,
membangkitkan ketulusan melafal Amituofo, membulatkan tekad terlahir ke Tanah
Suci Sukhavati”.
Disampaikan
secara lisan oleh : Liu Gui-zhi
Dicatat
oleh : Hou Zuo-peng
Bulan
Februari 1993
Bertempat
di : Hulin, Provinsi Heilongjiang
Disadur
dari ebook berjudul :
《念佛癒病》(一)
十二、佛來打針 癒皮膚癌
一九八八年至一九九○年,我得了皮膚病,先後去哈爾濱治療八次,哈醫大確診為皮膚癌,哈二院、哈腫瘤醫院都沒能治好,去哈三一一一醫院治好了,一年後復發,治療兩個月竟無效果。
已出家的嫂子瞭解到我的病情後,要我吃素,再請一尊佛像供奉,告訴我:誠心念佛,病就會好。我隨後請回一尊阿彌陀佛像供奉。我兒子、女兒知道後,都不讓我信佛,說:「各大醫院都沒能治好,信佛能好是不可能的,別給我們留什麼禍根。」
我堅決要信佛,向他們說:「先信兩個月,病輕了就行。」我患血管皮膚癌嚴重,經常流膿,胸部患處的面積比手掌還大,嚴重時為豬肝色,拇指能塞進洞裡,幾乎見骨,痛起來真是要命。我忍痛流淚,在佛前點香,誠心跪念「南無大慈大悲阿彌陀佛,您如能讓我今夜胸前不痛,我從明天起一定吃長素,受五戒,念您的名號。」說也奇怪,不大會兒功夫就不痛了。念著念著,就睡著了。我夢見一位老和尚要給我打吊針。我說我胖,不好找血管。他說「沒事!」往腳上就是一針;我一嚇就醒了。天亮下床,我感到腳面有點痛,可胸前清爽,一點兒也不痛。我深感念佛靈驗,行住坐臥都念佛,至今已兩年,一直很好。
今年二月十九,三個兒子、三個女兒都受了三皈,兒女們都高興地說:
「我們要報佛恩、做善事,誠心念佛,求生西方。」
(黑龍江雞西縣 劉貴芝口述 侯作鵬記錄 一九九三年二月《廣化文選》)
摘錄自 :
《念佛癒病》(一)