Tuesday, January 28, 2020

36 Suara Mesin Pelafal Amituofo


Kisah Melafal Amituofo Sembuh dari Penyakit 36
Suara Mesin Pelafal Amituofo

Awal November 2015 kami berempat tiba di kota kecil Nantun, Kabupaten Laiyuan, Provinsi Hebei, guna mengunjungi Zhang Xiang-yu.

Zhang Xiang-yu tahun ini berusia 53 tahun, merawat sepasang putra-putri sendirian. Malangnya putra-putrinya merupakan pasien gangguan mental yang parah.

Putranya bernama Wang Yang-yang, tahun ini berusia 28 tahun, seorang “pendekar sableng”. Ketika penyakitnya kambuh, dia akan memaki dan memukuli orang, tidak ada yang berani mendekatinya.

Putrinya bernama Wang Juan-juan, tahun ini berusia 32 tahun. Sembilan tahun yang silam, oleh karena patah hati dalam percintaan sehingga menderita gangguan mental, kalau lagi kambuh, dia akan jadi pendiam dan tidak mau bicara, seharian duduk di atas tempat tidur, 9 tahun lamanya tidak pernah melangkah keluar dari rumah.  

Seluruh biaya hidup keluarga mengandalkan Zhang Xiang-yu seorang diri, yang menanami beberapa Are lahan pegunungan.

Pemandangan yang tampak oleh kami sekarang adalah sebuah rumah lusuh, seorang gadis duduk di atas tempat tidur, gadis ini mengenakan kaos tanpa lengan, padahal waktu itu Kabupaten Laiyuan telah memasuki musim dingin. Kami sendiri mengenakan jaket katun.

Salah seorang sahabat Dharma bernama Fo Wang bertanya : “Nona, ke mana ibunda-mu?”. Tetapi gadis itu tidak bereaksi, bagaikan patung ukiran kayu.

Lalu kami semuanya beranjali, menghadap ke arah gadis itu dan mulai melafal “Namo Amituofo”. Setelah melafal beberapa menit kemudian, kebetulan Zhang Xiang-yu baru pulang, memikul seikat kayu bakar, yang dia kumpulkan tadi dari ranting-ranting pohon yang berjatuhan, bersiap-siap menyalakan tungku guna menghangatkan badan. Bersua dengan kami, dapat dilihat betapa sukacita hatinya.

Upasika Fo Wang mengeluarkan satu unit mesin pelafal Amituofo, memberitahukan padanya : “Mesin pelafal Amituofo ini buat anda, mari ikuti kami melafal Amituofo. Dengan melafal Amituofo, dapat mengeliminasi rintangan karma, membawa manfaat baik bagi dirimu maupun putra-putrimu, mungkin saja mereka bisa sembuh”.

Zhang Xiang-yu begitu bersukacita mengikuti kami melafal Amituofo, saat permulaan dia masih belum melafalnya dengan jelas, alhasil kami mengajarinya melafal satu persatu aksara secara jelas.

Sebelum pamit, kami menyerahkan padanya uang sejumlah 300 Yuan, dia sangat terharu sampai tidak tahu harus bilang apa.

Sebulan kemudian, Fo Wang menempuh perjalanan dan kebetulan melewati rumah Zhang Xiang-yu, lalu dia singgah dan berkunjung. Begitu memasuki pekarangan rumah, Zhang Xiang-yu bergegas keluar menyambutnya dengan wajah penuh sukacita. Dia berkata : “Setelah kepergian kalian hari ketiga, Juan-juan sudah tahu pergi ke pasar sendirian!”

Ceritanya begini : Setelah kepergian kami tempo hari, Zhang Xiang-yu terus menerus menghidupkan mesin pelafal Amituofo, pada hari ketiga, pagi harinya, Juan-juan tiba-tiba berkata pada Zhang Xiang-yu : “Ma, saya mau ke pasar, saya ingin membeli baju baru!”

Zhang Xiang-yu merasa khawatir makanya ingin menemaninya ke pasar, tapi Juan-juan berkata : “Tidak perlu, saya bisa pergi sendiri!”

Zhang Xiang-yu jadi terharu sampai hampir menangis, cepat-cepat menyerahkan uang yang didermakan kami kepadanya.

Juan-juan pulang dengan satu stel pakaian baru lalu bilang pada Mama-nya : “Saya bilang sama juragan toko pakaian, uang ini pemberian familiku, kamu jangan hitung mahal-mahal ya, akhirnya saya cuma perlu membayar 50 Yuan”.

Zhang Xiang-yu begitu gembira lalu mengeluarkan pakaian baru putrinya untuk diperlihatkan kepada Fo Wang.

Fo Wang berkata : “Wah cantik sekali”.

Juan-juan agak tersipu mendengarnya, lalu berkata : “Tidak cantik! Tidak cantik!”

Fo Wang berkata lagi : “Lumayan lah, kalau kamu merasa tidak cantik, lain kali kami temani kamu pergi beli lagi!”

Juan-juan berkata : “Saya tidak tahu harus menyapa anda sebagai kakak atau bibi, tetapi saya tahu, uang itu adalah tempo hari anda berikan pada Mama-ku”.

Dia sudah bisa berbicara serupa dengan orang normal, bahkan juga di dalamnya terkandung ungkapan terima kasih yang tulus!

“NA MO A MI TUO FO” enam aksara yang sungguh menakjubkan!

(Upasika Fo Zhu)

Disadur dari ebook berjudul :
《念佛癒病》(一)



五、念佛機聲 癒精神病

二○一五年十一月初我與佛希、佛望、佛虔居士一行四人一起來到淶源縣南屯鄉宋家莊村看望張香玉

張香玉今年五十三歲獨自帶著一雙兒女生活不幸的是這一雙兒女都是嚴重的精神病患者兒子王陽陽今年二十八歲是個「武瘋子」

他犯病的時候就罵人打人沒有人敢接近他女兒王娟娟今年三十二歲九年前因為談戀愛發生問題患上精神病發病後不再說話整天坐在炕上九年沒有走出家門一步全家的生計全靠張香玉種幾畝山地維持

我們走進光線暗淡、簡陋的屋裡炕上坐著一個女子女子上身只穿一件露胳膊的背心這個時候淶源已經入冬了我們都穿著棉衣或羽絨服

佛望問「閨女你媽幹什麼去了?」

炕上的女子一點也沒有反應如木雕一般於是我們一起合掌對著她稱念「南無阿彌陀佛」念了幾分鐘正好張香玉回來了背著一捆柴是剛從山上撿來的準備燒火取暖見到佛望看得出她心裡很高興

佛望拿出一個念佛機對她說「給你個念佛機你跟我們一起念佛吧念佛阿彌陀佛就能消除災障對你自己好對你的孩子們也好或許你孩子們的病會好起來

張香玉高興地跟我們念佛開始念不準這六個字幾個人大聲地教她臨別佛望給了她二百元錢佛虔也給了她一百她感動得不知說什麼好

一個月後佛望順道再次到張香玉家一進院子張香玉滿面笑容地迎住了她興奮地說「你們走後第三天娟娟自己出門趕集了!」

事情是這樣的大家走後張香玉家裡一直開著念佛機第三天一早娟娟突然對張香玉說「媽我要去趕集我要買新衣裳去!」

張香玉不放心想陪她去娟娟說「不用我自己去!」張香玉激動得差點哭起來趕緊把佛望給的二百元錢轉交給她

娟娟買了一件紅色連衣裙回來對媽媽說「我和賣衣裳的講了這錢也不知是我姐還是我姨給我的你得少要點我最後只給了他五十

張香玉高興地拿出女兒自己買的新裙子給佛望看

佛望說「這裙子真好看!」

王娟娟可能有些羞澀了連說「不好看!不好看!」

佛望說「挺好的啊你如果覺得不好看下次我們再去幫你買!」

王娟娟又說「我也不知道喊你姐還是喊你姨我知道錢是你給我媽的」這句話裡已經有了正常人清晰的思維表達甚至還有了真誠的感恩!

南無阿彌陀佛六字名號太神奇了!

(佛助居士)

摘錄自 :
《念佛癒病》(一)