Kisah
Melafal Amituofo Sembuh dari Penyakit 19B
Dibalik
Petaka Ada Berkah
(Bagian
2)
A-MI-TUO-FO,
cuma 4 aksara, semua orang juga bisa melafalnya, tetapi bagi seorang penderita
kanker stadium akhir yang berjuang di ambang kematian, seorang penderita yang
bicara saja sudah begitu susah, kini dapat membangkitkan niat untuk melafal
Amituofo, hal ini sungguh tidak mudah.
Demikianlah
hari demi hari berlalu, baik melafal dengan suara kecil maupun melafal di dalam
hati, belasan hari kemudian, dia merasa semangat dan kekuatan fisiknya mulai
membaik.
Pada waktu
begini dia mulai memiliki keyakinan hati, ditambah dengan kehadiran Upasaka
Liao yang datang mengantar poster “Tiga Suciwan Alam Sukhvati” dan memberi
sedikit panduan, kini Chen Rong-ming semakin memfokuskan pikiran melafal
Amituofo.
Setiap hari
melafal hingga beberapa puluh ribu lafalan, tiap hari duduk di kursi rotan
melafal Amituofo, semakin melafal semakin bersukacita, tanpa disadari, selera
makan pun bertambah, rasa sakit pun reda, kekuatan fisik semakin meningkat.
Aktivitas-nya
cuma melafal Amituofo, setelah capek beristirahat sejenak lalu melanjutkan lagi
melafal Amituofo, keluar dari Rumah Sakit sudah lebih dari empat bulan lamanya,
tidak mengonsumsi obat, juga tidak disuntik, hanya sepatah Amituofo dilafal
berkesinambungan...............
Upasaka Chen
mengatakan kini melafal Amituofo telah merupakan kenikmatan hidup tertinggi
bagi dirinya, Buddha Amitabha sungguh merupakan Raja Tabib Agung, Maitri
Karuna-Nya tak berdaya diukur kedalamannya, menyelamatkan dirinya dari maut.
Upasaka Chen
kini memiliki kondisi fisik yang sama dengan orang normal, bahkan sanggup
melakukan push-up sebanyak 20 kali tanpa terengah-engah, mata kirinya yang
semula tidak bisa melihat, kini dapat melihat kembali, bahkan dokter juga sulit
menjelaskan peristiwa ini, menciptakan paradigma keajaiban dunia
kedokteran.
Upasaka Chen
Rong-ming berhasil lolos dari ambang kematian, sesungguhnya ada dua alasan yang
dapat menjelaskan mukjizat langka ini :
1. Sepasang mata buta, dunia luar
yang berantakan tidak memiliki kaitan dengan dirinya, mata tidak lagi menyerap
polusi batin, memutuskan jodoh dengan dunia luar, boleh dikatakan dibalik
musibah terdapat berkah, sehingga sebutir hatinya senantiasa suci dan bersih,
mudah mencapai Samadhi Pelafalan Amituofo.
2. Keluarganya miskin sehingga tidak
sanggup berobat, sehingga dia melepaskan kemelekatan terhadap segala hubungan
sosial dan fisiknya, memusatkan segenap perhatiannya dalam melafal Amituofo,
membulatkan tekad terlahir ke Tanah Suci Sukhavati. Andaikata dia masih
memiliki secuil harta benda, pasti akan melekat dan takut mati, tidak sanggup
melepaskan ketenaran dan keuntungan, sibuk berobat ke sana kemari, sehingga
melakukan kebodohan, menghabiskan waktu dan menunda upaya melatih diri,
sehingga kehilangan manfaat besar.
(Master Guo Zhen dalam karyanya berjudul
“Saya bertekad melafal Amituofo”)
Disadur
dari ebook berjudul :
《念佛癒病》(一)
二十、法喜念佛 鼻癌康復
(二)
阿彌陀佛雖僅四個字,人人會念,但一個癌症末期命在旦夕,出聲都困難的病患,能發心念佛真是不易。如此一日又一日,從心念到金剛念、小聲念,十幾天後,竟然覺得精神體力已稍微起色。此時就有了信心,再加上妙音念佛會廖居士送來西方三聖像,再加以慈悲開導之下,更是專心持名,每天好幾萬聲佛號,也未回寢室,整日坐在藤椅上念佛,越念越法喜,不知不覺中,食量增加,病痛消除,體力也隨之明顯進步。除了念佛還是念佛,稍微休息再念佛,出院已有四個多月,其間從未吃藥,不再打針,一句阿彌陀佛念又念……。
陳居士說現在念佛是他最大的享受,法喜重重,彌陀真是大醫生,慈悲難量,從死亡邊緣救了他,如今假使有人割節其手足把身體切成碎片,他仍不為所屈,一心歡喜的稱念這一句萬德洪名「南無阿彌陀佛」。
陳居士現在體力與常人無異,甚至能做伏地挺身二十次而不喘氣,且原來失明的左眼已漸復明,連醫生也無法理解,創立了醫學的奇蹟範例。
陳榮明居士起死回生稀有感應,實有二項特殊因緣:
一、雙眼失明,外界花花世界是非雜亂與他無關,眼睛不再吸收污染,完全切斷外緣,可謂因禍得福,使內心常保清淨,易得念佛三昧。
二、家貧無法就醫反而更能放下塵緣感情及肉體的執著,希望全寄託在彌陀聖號,一心念佛求生淨土。倘有可用之財富,必貪生怕死,放不下名利,到處找名醫,弄巧反成拙,障礙道心,失去大利。
(果真法師《我願念彌陀》
摘錄自 :
《念佛癒病》(一)