Friday, June 26, 2020

09 Saat Melafal Amituofo, Anda adalah Buddha Amitabha


Kisah Nyata Penyelamatan Buddha Amitabha
09. Saat Melafal Amituofo, Anda adalah Buddha Amitabha

Upasaka Ma Jun-yang tinggal di Kota Pingtung, Taiwan, mulanya dia berprofesi sebagai tatung (orang yang bisa kesurupan), oleh karena rintangan karmanya, lebih dari 2 tahun lamanya dia menderita sakit-sakitan, baik pengobatan ala timur maupun barat sudah pernah dicobanya namun juga tak kunjung sembuh, bahkan roh setan maupun roh malaikat yang mereka undang juga tidak efektif.

Keluarganya mempunyai lahan pertanian, oleh karena Upasaka Ma sakit-sakitan, sehingga jadi terlantar, penyakitnya ini dibilang berat juga tidak terlampau berat, dibilang ringan juga tidak, pokoknya tiap hari tidak enak badan. Sudah 2 tahun lebih dia tidak sanggup mencari nafkah, bisa dibayangkan bagaimana suasana hatinya!

Pada tahun 1982, lunar bulan 12 hari ke-24, senja, dalam perjalanan pulang dari berobat ke dokter, dia melewati Vihara kediaman Shan-seng (Bhiksu yang tinggal di atas pegunungan), mendadak melihat rupang Bodhisattva Avalokitesvara di lantai dua, memancarkan cahaya, dia merasa keheranan!

Biasanya dia memandang Shan-seng sebagai musuh, tidak sudi menginjakkan kaki di Vihara Buddha, hari ini karena penasaran dia melangkahkan kakinya ke dalam Vihara Buddha, bahkan naik ke lantai 2 untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata Shan-seng sedang melakukan namaskara, maka itu Upasaka Ma segera memalingkan mukanya dan cepat-cepat beranjak pergi!

Mungkin dikarenakan jalinan jodoh, beberapa hari kemudian, dia masih juga merasa penasaran, lalu pergi ke Vihara untuk menanyakan kejelasannya.

Ketika bersua dengan Shan-seng, dia menceritakan peristiwa yang dilihatnya tempo hari, juga menanyakan beberapa persoalan kepada Shan-seng, kemudian memohon pada Shan-seng supaya membantunya, agar dia bisa sembuh dari penyakit yang sudah menderanya selama 2 tahun lebih.

Shan-seng memberitahukan padanya : “Ini adalah penyakit rintangan karma, hendaknya memelihara sebutir hati yang baik dan memperbanyak perbuatan baik.”

Lalu Shan-seng menyerahkan seuntai tasbih kepada Upasaka Ma : “Menuruti kemampuanmu sendiri, perbanyaklah melafal Amituofo.”

Upasaka Ma menerimanya meskipun di hatinya masih diliputi keraguan.

Beberapa hari kemudian, dia datang membawa kabar gembira : “Hanya dengan melafal Amituofo, kini saya sudah merasa agak sehat, kalau tidak melafal, merasa sedih!”

Shan-seng memotivasi Upasaka Ma supaya jangan malas melafal Amituofo.

Dua hari setelah melewati Festival Lentera, kebetulan ada dua orang umat yang datang mengambil Visudhi Trisarana, Upasaka Ma juga ikut mengambil Visudhi Trisarana, saat itu sekujur tubuh Upasaka Ma gemetaran, Shan-seng bertanya : “Siapa kamu? Mau apa kamu?”

“Saya adalah anak angkat ke-13 dari Li Ke-yong (Li Ke-yong adalah gubernur militer pada era Dinasti Tang). Oleh karena zaman dulu melakukan banyak kejahatan, setelah mati jatuh ke Neraka menjalani siksaan selama lebih dari seribu tahun, penderitaan ini tak terungkapkan dengan kata-kata.  

Oleh karena masih memiliki masa hidup selama tiga tahun, kemudian menjadi adiknya selama tiga tahun, berharap semoga dia bisa membantuku, tetapi siapa tahu, dia malah tidak bisa membantuku, makanya saya mengganggunya selama lebih dari dua tahun lamanya.

Kemudian anda (Shan-seng) mengajarinya melafal Amituofo, alhasil setiap kali dia melafal Amituofo, dia berubah jadi Buddha Amitabha, setiap dia melafal sepatah Amituofo, sekujur tubuhnya memancarkan kilatan cahaya putih, cahaya ini menendangku keluar sejauh beberapa zhang (1 zhang = 10 kaki), sehingga saya tidak berani mendekatinya.

Saya pikir ini pasti adalah kekuatan anda, maka itu saya datang memohon padamu, agar saya segera terbebas dari lautan derita!”

“Mengapa dia melafal Amituofo bisa berubah jadi Buddha Amitabha?”

“Hal ini berkaitan dengan faktor ketulusan”. Dia berkata : “Seseorang itu asalkan tulus pada keyakinannya, asalkan terfokus, ketika dia melafal Amituofo, akan berubah jadi Buddha Amitabha, ketika dia melafal Guan-Shi-Yin-Pu-Sa, akan berubah jadi Bodhisattva Avalokitesvara; lagi pula ketika dia menampilkan jelmaan Buddha dan Bodhisattva, memiliki kemampuan untuk membuat hawa sesat segera menjauh dan menghindar.”

“Anda telah membuat pengetahuanku bertambah banyak!” Saya berkata : “Baiklah, saya akan membantumu.”

Karena itu, Shan-seng telah membantunya. Ada orang lain yang menjadi saksi, percaya atau tidak terserah anda. Namun ada sebuah petikan kalimat penting yang perlu diperhatikan para pembaca :

Apabila anda melafal nama Buddha dengan tulus, “Ketika anda melafal Amituofo, anda adalah Buddha Amitabha, ketika anda melafal Guan-Shi-Yin-Pu-Sa, anda adalah Bodhisattva Avalokitesvara...............”

Dipetik dari :
《念佛感應錄》第二集



念佛成佛  身放光明

        臺灣省屏東市湖西里仁中巷九鄰十二號有一位馬君揚居士他原是神道教的乩童由於業障所纏斷斷續續的病了兩年多中西醫都不能奏效而他們所請的靈鬼靈神也都不能發生效果。他家原是種田的,為了他的病,真是傷透腦筋因 為他的病,既不很重,可又不輕,反正一直是在不舒服的境況中。兩年多來,他沒有去工作,心情焦煩可想而知!

        民國七十一年(一九八二)陰曆十二月二十四日傍晚,他看醫生回家時,鬼使神差的竟彎過山僧掛單的道場門口,忽然見到大殿二樓有千手觀音大放光明,他心中一驚,覺得奇怪!平日視僧如仇的他,佛教道場根本不屑一顧,這時居然轉進來,並且上樓一探究竟,結果他只看到山僧在禮佛大拜,竟又匆匆掉頭而去!

        也許是因緣吧,幾天之後,他放心不下,很想來仔細地瞭解一個究竟。

        他把上次看到的情景告訴山僧,也問了一些其他的問題,再要求山僧幫助他,使他兩年多的病苦能夠早日痊癒。

        山僧告訴他:「這是業障病,存好心,做好事。」還送他一串念珠說:「盡你的力量,多念阿彌陀佛。」他在猶豫中接受了。

        幾天之後,他帶來了好消息:「只要一念阿彌陀佛,全身輕鬆舒暢,不念就難過!」山僧則一直鼓勵他不可懈怠。
今年元宵節後第二天,因有另外二位居士來要求皈依,他看到也隨緣皈依,皈依時竟全身抖動了起來,山僧問他:「你是誰?你要幹什麼?」

        「我是十三太保!」

        山僧還以為是臺北市以前的那批小流氓呢!因此說:

        「你惡性不改,還想幹什麼?」

        「請你幫忙超度我,我會感激你的!」

        「你究竟是誰?」

        「我是十三太保──唐朝李克用的第十三個最小的乾兒子。因為以前為非作歹,死後在地獄受了一千多年的罪,苦楚真是無法形容,因為還有三年的壽命沒有活完,所以又做了他三年的弟弟,原指望他能幫助我,誰知他幫不了我,所以我就作弄他兩年多。後來你教他念佛,結果他一念佛就變成了阿彌陀佛,每念一聲阿彌陀佛,他身上就會白光一閃,這光一閃就會把我打出好幾丈遠去,使我不敢接近他。我想這一定是您法師的力量,因此求您慈悲,千萬可憐幫助我,使我早日脫離苦海!」

        「為什麼他念佛會成為佛呢?」

        「這就是虔誠的問題」。他說:「一個人對信仰只要虔誠,只要精誠專一,當他念阿彌陀佛的時候,就會變成阿彌陀佛,當他念觀世音菩薩的時候,他必定是觀世音菩薩;而且他所現的佛菩薩像,同樣會使百邪遠避。」

         「你倒使我增長了不少知識呢!」我說:「好吧,我幫助你。」

        因此,山僧幫助了他。有人為證,信不信由你。文中有一段話,特慎重提醒讀者大德注意:

        如果你虔誠的念佛,「你念阿彌陀佛時,你就是阿彌陀佛;你念觀世音菩薩時,你就是觀世音菩薩……。」(《覺世旬刊》〈隨緣散拾〉去執行者)

摘錄自
《念佛感應錄》第二集