Kisah
Melafal Amituofo Sembuh dari Penyakit 82
Di
Mana-mana Ada Amituofo
Enam
tahun yang silam, ketika usiaku 80 tahun, pernah menderita penyakit kritis dan
meninggal dunia. Keluargaku membantuku mengenakan pakaian dan sepatu mendiang,
disemayamkan di rumah. Namun di luar dugaan, pada hari ke-7 saya hidup kembali.
Setelah
meninggal dunia, arwahku kebingungan dan berjalan tanpa arah, tidak tahu ke
mana harus menuju. Juga tidak tahu entah sudah berapa lama saya berjalan,
akhirnya samar-samar di depan sana tampak ada sebuah jembatan, entah
jembatan apa itu, lalu dalam kondisi kebingungan pula, saya melangkahkan kaki
meniti jembatan tersebut.
Ketika
hampir tiba di seberang sana, ada seorang Bodhisattva menarikku dengan kuat :
“Pulanglah, cepat melafal Namo Amituofo!”
Selanjutnya
jasadku yang telah disemayamkan selama 7 hari, mendadak kedua kakiku tersentak, sepatu jasad pun
terbang melayang. Perlahan saya berusaha bangkit dan duduk, menghela napas
panjang, lalu melontarkan keluar kata pertama yakni : “Namo Amituofo!”
Sebelum
wafat, saya dan keluargaku tidak tahu sama sekali apa itu Buddha,
terlebih-lebih juga tidak tahu melafal Namo Amituofo, hanya saja sudah
bertahun-tahun saya menjalani pola makan Vegetarian. Tetapi sejak saya hidup
kembali, dengan sendirinya saya sudah tahu melafal Amituofo.
Putriku
berbisnis dan memiliki sejumlah uang, lalu mengatasnamakan diriku mendonasikan
200 ribu Yuan, untuk membangun sebuah Vihara, lalu mengundang seorang Bhiksuni
berdiam di dalamnya, juga membiarkan diriku menetap di Vihara.
Sejak
hidup kembali, kondisi kesehatanku sangat bagus. Di dalam Vihara, setiap pagi
saya bangun melakukan kebaktian pagi, lalu turun ke ladang bercocok tanam, juga
mengurus segala keperluan Bhiksuni yang berusia 50-an, mencuci pakaian beliau,
menuangkan air, segala pekerjaan juga dilakukan.
Tahun
ini, keluargaku karena mempertimbangkan usiaku yang kian lanjut, takut kalau di
Vihara tidak ada yang menjagaku, sementara tidaklah leluasa bagiku tinggal
bersama keluargaku yang non Vegetarian, lalu menghubungi seorang Upasika yang
juga merupakan Veggie, menitipkan diriku di rumahnya.
Namun
siapa yang menduga ternyata Upasika ini juga merupakan seorang praktisi pelafal
Amituofo, makanya hari ini dia membawaku ke Vihara yang memfokuskan diri
melafal Amituofo.
Saya
sangat gembira, hari ini, jodohku dengan Buddha Amitabha akhirnya sudah masak!
Diceritakan
secara lisan oleh : Yan De-feng
Dicatat
oleh : Upasaka/Upasika Fo Lian
Disadur dari ebook berjudul :
《念佛癒病》(一)
二一、菩薩送我返陽間 教念彌陀往西方
我在六年前,也就是八十歲那年,曾重病身亡。家人將我全身老衣老鞋(即壽衣壽鞋)穿戴整齊,停放在家裡過七。不料,我卻在第七天返陽復生。
我自死後,迷迷茫茫不知在何處不停地走著。也不知走了多久,終於隱隱約約看見一座橋,也不知是什麼橋,就迷迷糊糊地往那座橋走去。
正要過橋,一位菩薩拽住我使勁一拉:「回去吧,快念南無阿彌陀佛!」
接著,已在停屍床上躺了七天的我,猛地兩腳一蹬,將老鞋都踢飛了。我緩緩坐起來,長吐了一口氣,第一句話就是:「南無阿彌陀佛!」
在我死前,我和家人從來都不知道什麼是佛,更不會念南無阿彌陀佛,只是我吃長素多年了。可是自從我死而復生之後,我就自然會念南無阿彌陀佛了。
我的女兒做生意有些錢,還特地以我的名義捐了二十萬元建了一座小寺廟,請了一位女師父,讓我在裡面長住了幾年。
死而復生之後,我的身體一直很好。在廟裡,我每天起早做功課、下地勞動,還照顧那位五十來歲的女師父的起居,幫她洗衣、倒水,什麼事都做。
今年家人因為我年紀大了,怕我一人住在廟裡沒人照顧,與不吃素的家人住在一起又不方便,就特地聯繫了一位吃長素的居士,把我寄住在她家。哪知這位居士就是專門念南無阿彌陀佛的,所以她今天帶我來到這個專念南無阿彌陀佛的道場。我非常高興,今天,我跟阿彌陀佛的緣算是成熟了!
(嚴德鳳老人自述 佛蓮居士記錄)
摘錄自 :
《念佛癒病》(一)