Kisah
Melafal Amituofo Sembuh dari Penyakit 71
Penyakit Crohn
Saya lahir pada November 1998 di sebuah
keluarga Buddhis, pada Waisak tahun 2014 meninggalkan keduniawian. Sejak kecil
saya sudah mengikuti Oma belajar Buddha Dharma, selain tiap hari melakukan
kebaktian pagi dan sore, sisa waktunya digunakan untuk belajar sendiri
(otodidak), tetapi masih belum tahu adanya Pintu Dharma Tanah Suci, adanya
tempat berpulang yakni Alam Sukhavati, juga tidak pernah merenungkan secara
mendalam tentang hal ini.
Sampai pada akhir tahun 2014, beruntung
memiliki kesempatan mendengar ceramah Master Huijing, barulah mengenal Alam
Sukhavati dan penyelamatan dari tekad agung Buddha Amitabha. Juga pada tahun
yang sama, saya diselamatkan oleh Buddha Amitabha dari tempat Raja Yama.
Kejadian ini bermula pada bulan Agustus 2014,
saya didiagnosis menderita Penyakit Crohn, saat itu saya baru tiga bulan
menjadi Sramanera. Penyakit Crohn adalah sejenis penyakit kronis, penyakit
saluran pencernaan kronis yang bisa kambuh berulang kali, dijuluki sebagai
salah satu jenis kanker usus.
Begitu terserang penyakit ini, biaya medis
semahal apapun juga takkan berkhasiat menyembuhkannya. Oleh karena penyakit ini
kapan saja bisa kambuh, begitu kambuh, satu persatu bagian usus akan mengalami
pembusukan, banyak orang yang disiksa penyakit ini sampai menemui ajal.
Saat permulaan terserang penyakit ini, saya
begitu merana, saluran pencernaan mengalami pendarahan akut, ditambah lagi
kesalahan diagnosis di Rumah Sakit, kondisiku sudah hampir sekarat, bahkan
kepala Rumah Sakit menyampaikan pada Ayahbundaku supaya membawaku pulang dan
mempersiapkan perkabungan.
Tetapi Ayahbunda tidak ingin menyerah begitu
saja, memohon pada kepala Rumah Sakit, bagaimanapun juga mesti berjuang
mengobati diriku, setelah mengajukan tiga kali permohonan, saya diantar ke
ruang ICU, selain tiap hari harus melunasi tagihan biaya pengobatan dalam
jumlah besar, juga dipasang selang lambung, selang usus kecil.
Oleh karena saluran pencernaan seluruhnya
telah membusuk, tidak bisa dimasukkan makanan lagi, termasuk air, tiap hari
hanya bisa mengandalkan injeksi obat-obatan untuk bertahan hidup. Saat itu saya
berpikir, bukankah keadaan ini serupa dengan siksaan Neraka?
Alam Saha ini sungguh menyengsarakan, pada
masa kehidupan ini juga mesti mengakhiri samsara. Boleh dikatakan sejak detik
tersebut, barulah saya membangkitkan niat untuk keluar dari lingkaran tumimbal
lahir, saat itu pula barulah memahami bahwa penderitaan sakit juga merupakan
salah satu jalinan jodoh untuk memicu kemajuan batin.
Pada hari ke-15 saya dirawat di Rumah Sakit,
ada seorang pasien yang didorong masuk ke dalam ruang ICU, kebetulan pasien ini
adalah praktisi pelafal Amituofo.
Dia melihat usiaku masih belia juga seorang
anggota Sangha, lalu menasehatiku supaya melafal Namo Amituofo, sambil
memberitahukan padaku, penyakit yang sulit disembuhkan ilmu kedokteran, umumnya
adalah penyakit rintangan karma. Penyakit rintangan karma hanya bisa
mengandalkan penyelamatan dari Buddha Amitabha, oleh karena Buddha Amitabha
adalah Raja Tabib Agung. Setelah mendengar penjelasannya, saya mulai melafal
Amituofo. Pasien ini pada hari kedua sudah diantar ke ruang rawat inap.
Setelah saya melafal Amituofo pada hari ketiga,
pagi hari, muncullah mukjizat, BAB berdarah yang selama ini tak kunjung sembuh,
kini mulai membaik, para dokter juga merasa sungguh tak terbayangkan.
Setelah tiga hari berlalu, melalui
pemeriksaan Enteroskopi dan Gatroskopi, diperoleh hasil tidak ada lagi gejala
pembusukan, bahkan tukak lambung juga sudah sembuh.
Tim dokter sangat keheranan, oleh karena saya
adalah pasien penderita Penyakit Crohn pertama yang berhasil sembuh dalam waktu
singkat. Mereka jadi begitu penasaran bertanya bagaimana saya dapat
melakukannya? Saya bilang pada mereka bahwa saya telah bersua dengan Raja Tabib
Agung, saya melafal Amituofo, Buddha Amitabha datang menyelamatkan diriku.
Untuk memastikannya, saya meneruskan
menjalani perawatan di Rumah Sakit selama setengah bulan lagi, barulah pulang
ke rumah. Saat permulaan terserang penyakit, oleh karena tidak berdaya makan,
bobot badan turun dari sekitar 75 kg
menjadi 45 kg, kemudian dibawah perlindungan Buddha Amitabha, dalam kurun waktu
sekitar 40 hari berat badanku naik kembali seperti sedia kala.
Setelah sembuh dari penyakit, melafal
Amituofo dan mengandalkan Buddha Amitabha telah menjadi satu-satunya pengamalan
dan keyakinan yang menyatu dalam kehidupanku.
Ditulis oleh : Shi Jing-yuan
Tanggal : 20 Juni 2017
Disadur dari ebook berjudul :
《念佛癒病》(一)
七、急病垂危 彌陀救活
我於一九九八年十一月出生於佛化家庭,於二○一四年佛誕節出家。我從小就跟著祖母薰習佛法,每天除了早晚五堂功課之外,其餘時間就自己學習,但還不知道有淨土法門,有極樂世界的歸宿,也從來沒有認真思考過這個問題。一直到二○一四年底,有幸親聞慧淨師父弘揚的善導思想,才知道極樂世界及彌陀本願的救度;也是在那一年,我被阿彌陀佛從閻王爺那兒拉了出來。
緣起於二○一四年八月,我被檢查為克羅恩疾病,那時出家方三月有餘的沙彌。
克羅恩病是一種頑固性、慢性會反覆發作的消化道疾病,被稱為腸道癌症的一種,一旦得了這種病,即使投入昂貴醫藥費也無法治好;因它隨時會復發,一旦復發,腸道一節一節的腐爛,很多人都是被這種疾病折磨至死。
凈源剛開始發病的時候非常疼痛,急性消化道出血,又加上醫院誤診,幾乎已奄奄一息了,連醫院的院長都轉告我的父母,幫我弄回家準備後事。父母不肯就這樣捨下我,懇求院長無論如何要對我進行醫治,經再三懇求,我被轉入加護病房,除了每天要支付上萬的醫藥費之外,更插上胃管、小腸管。因為腸胃全部腐爛,不能進食任何東西,包括水,每天都是依賴注射藥物來勉強保命。自己當時就在想,這不就是地獄的慘狀嗎?
娑婆真的好苦,今生一定要了脫生死輪迴。可以說,從這一刻起自己才真的發起了出離心,當時才知道病苦是促發道心的好因緣之一。
就在我住院的第十五天,加護病房轉入了一位專修凈土的病友,他看我年齡小又是出家人,就勸我念「南無阿彌陀佛」,並告訴我,醫學上難治的病大多是業障病,業障病只有靠阿彌陀佛來救度,因為阿彌陀佛是大醫王。在他的講解下,我開始專心念佛。那位居士則於第二天就移到普通病房了。
念佛的第三天早晨,出現了奇蹟,一直無法改善的血便居然好了,而且大便成形,醫生們都覺得很不可思議。三天之後,經小腸鏡和胃鏡檢查顯示,更沒有再腐爛跡象,而且潰瘍面都癒合了。醫生們都很意外,因為我是世上第一例克羅恩病在短短的時間不藥而癒的患者。他們都很好奇的問我怎麼做到的?我告訴他們我遇到大醫王——我念阿彌陀佛,阿彌陀佛救了我。
為審慎計,我再繼續住院觀察了半個月之後才順利出院。剛罹病時,因為無法進食,體重從一五○多斤瘦到九○多斤,然而在阿彌陀佛的慈憫護佑下,短短四十多天就再恢復原來的體重了。
病好之後,念佛及依靠阿彌陀佛成了融入我生命的唯一行持與信仰。
(釋淨源 二○一七年六月二十日)
摘錄自 :
《念佛癒病》(一)