Thursday, June 18, 2020

07 Buddha Amitabha Berdiri di Atas Lafalan Amituofo



Melafal Amituofo Memancarkan Cahaya 07
Buddha Amitabha Berdiri di Atas Lafalan Amituofo

Saya memiliki kebiasaan melafal Amituofo dan membaca Sutra, sudah satu dekade lamanya saya melaksanakan kebaktian pagi dan kebaktian sore.

Belum lama ini, ada seorang ketua gangster yang dihukum mati, ketika saya melihat dia diusung ke lapangan eksekusi, seketika timbul kesan di hatiku bahwa siapapun yang diusung ke lapangan eksekusi pasti akan merasa ketakutan, tetapi ketua gangster ini tampak tidak gentar sama sekali. Sementara itu di sisi lainnya, banyak orang yang sedang menyembahyangi-nya. Melihat adegan begini, dalam hatiku timbul kesan memilukan.

Tempo hari, dia pernah melukis rupang Bodhisattva Avalokitesvara di dalam penjara, hasilnya sangat bagus, makanya saya merasa dia adalah seorang insan berbakat, hanya saja karena satu langkah silap, sehingga langkah demi langkah berikutnya jadi salah.

Pada momen itulah, saya membangkitkan secuil niat : Setiap hari saya melakukan rutinitas kebaktian pagi dan sore, jasa kebajikan ini saya limpahkan buat dirinya. 

Saya dan dia tidak saling mengenal, hanya saja saya pernah melihatnya di televisi. Saya berpikir : Saya melafal Amituofo buat dirinya, entahlah dia bisa menerimanya atau tidak?

Setelah melafal hingga kira-kira hari ketiga, saya bermimpi, dalam mimpi saya masih melafal Amituofo, saya melihat dia datang, di sampingnya ada dua orang yang berpakaian ala tradisional (sedangkan dia masih berpakaian ala modern). Begitu melihat diriku, dia langsung bersujud, saya berpikir : Saya mana bisa menanggungnya? Cepat-cepat memintanya berdiri.

Tetapi dia malah berkata : “Nona Lü, saya bukan bersujud kepada anda, tetapi saya bersujud kepada Buddha, oleh karena Buddha Amitabha berdiri di atas lafalan Amituofo.”

Dia juga berkata : “Sangat berterima kasih selama beberapa hari ini anda melafal Amituofo dan melimpahkan jasa kebajikan padaku.”

Saya bertanya padanya: “Apakah dengan demikian, saya bisa membantumu? Saya dan anda tidak saling mengenal, memangnya anda dapat menerima pelimpahan jasa dariku?”

Dia berkata : “Dapat, bahkan sangat membantuku. Di dunia manusia, saya melakukan kesalahan dan telah menjalani hukuman mati, sekarang di dunia akhirat, saya harus menjalani hukuman lagi, untunglah ada kamu membantuku melafal Amituofo, sehingga meringankan dosaku.”

Mendengar perkataannya, saya merasa terhibur.

Pada waktu itu, dia tiba-tiba bertanya padaku : “Nona Lü, apakah anda sedang membagi buku-buku kebajikan?”

Saya menjawab : “Betul.” (Saya selalu menenteng keranjang sambil membagikan buku-buku Dharma, kadang kala juga membaginya ke Vihara.)

Dia berkata : “Anda harusnya mengubah arah, membaginya ke penjara.”

Saya sedikit ragu.

Dia melanjutkan perkataannya : “Nona Lü, janganlah menganggap kalau ke tempat begini akan bawa sial, kami para terpidana yang pernah melanggar hukum, lebih butuh membaca buku-buku begini, oleh karena kesalahan yang kami perbuat lebih banyak.”

Saya menjawab : “Baiklah!”.  Setelah menyetujui permintaannya, mimpi pun usai.

Oleh karena terlampau sibuk, saya melupakan hal ini. Sekitar 2 bulan kemudian, suatu hari saya mengantar buku Dharma ke Vihara, sambil mengambil beberapa buku Dharma yang disumbang orang lain buat dibaca, setelah membacanya, saya rasa isinya bagus, lalu menelepon pihak percetakan, pihak percetakan berkata : “Buku semacam ini seharusnya dibagi ke penjara.”

Saat itu saya jadi teringat kembali pada mimpiku tempo hari, saya pernah berjanji melakukan hal ini.

Maka itu saya merasa : Secara diam-diam ada hal yang tidak kasat mata yang tak terbayangkan, benar-benar eksis. Kalangan Buddhisme berkata, jangan mengira setelah mati maka segala permasalahan sudah selesai, setelah mati masih harus menjalani hukuman berikutnya. Maka itu manusia harus tahu menghargai diri sendiri.

(Ditulis oleh : Lü Mei-qin, tanggal 1 Januari 1997)



《念佛放光》
彌陀站在  佛號聲中

我本身有念佛誦經的習慣早課、晚課十年如一日。

不久前有一位大哥大級的人物被槍決當送進刑場槍決的那一剎那我突然有一種感觸覺得不管什麼人只要進到刑場總是會害怕的可是這個人居然還好像滿勇敢的樣子。旁邊有很多人在祭拜他。我看到這種情形,心裡非常難過。

此前,他曾在監獄裡畫觀音像,畫得非常細膩、非常好,所以我覺得他應該是個人才,只是因為一步錯就步步都錯了。就在那時候,我發了一個小小的願:既然我有每天念佛誦經的習慣,我就迴向給他。

我跟他素不相識,只是在電視上看到他。我想:我這樣念佛給他,他到底收不收得到呢?

大概念到第三天,我作了一個夢,夢裡我仍在念佛誦經,我看到他來了,旁邊有兩位穿古裝的人(而他本身的穿著倒是和常人一樣)。他一看到我,就給我磕頭,我想:怎麼擔當得起?馬上站起來。

可是他卻說:「呂小姐,我不是給你磕頭,我是給你的佛磕頭,因為阿彌陀佛就站在你所稱念的佛號聲中。」他還說:「很感謝你這幾天念經迴向給我。」

我問他:「我這樣子對你有功效嗎?我跟你完全不相識,你會收得到嗎?」

他說:「會,而且有幫助。我在陽間犯了罪,受了審判,槍決掉了,現在面臨第二次審判,還好,有你給我念經,可以減輕我的罪業。」

聽他這麼說,我感到安慰。

這時,他忽然問我一句話:「呂小姐,你是不是有在送善書?」

我說:「有。」(我常常拎著籃子挨家挨戶地送,有時也送到寺院。)

他就跟我講:「你應該轉變一個方向送,送看守所、監獄。」

我稍微猶豫了一下。他說:「呂小姐,你不要認為去那種地方會有什麼忌諱,我們這種犯過法的人其實是更需要看這些書的,因為我們犯的錯比較多。」

我說:「好吧!」答應他之後,夢就結束了。

因為比較忙,我就把這件事情給忘掉了。大概過了兩個月,有一次我送善書到寺院,也順手拿了人家送的善書回來看,我看了內容,覺得滿好的,就打電話給出版商,出版商竟然自己就說:「這善書應該送到監獄、看守所。」這時,我才想起上回的那個夢,還有我答應過的事。

所以我覺得:在冥冥中真的是有不可思議的事情存在的。佛家講的,不要以為陽世間的事情死了就了了,死後真的是有第二次的審判。所以,人要好好珍惜自己。(呂美琴供稿,一九九七年一月一日)

按:
彌陀站在    佛號聲中    眾生稱念    立獲感通
素不相識    為之迴向    亦蒙其益    不虛其功
為自為他    誠心念佛    生前死後    利益無窮