Saturday, February 1, 2020

48 Benang Dalam Mata


Kisah Melafal Amituofo Sembuh dari Penyakit 48
Benang Dalam Mata

Nama Dharma-ku adalah Jing Le, seorang pensiunan polisi di Singapura, tahun ini berusia 63 tahun. Ketika usiaku 40 tahun, suatu hari dokter memvonisku menderita tumor telinga.

Kabar ini bagiku adalah bagaikan petir di siang hari, betapa besarnya tekanan mentalku. Saya mengira fisik yang sehat dapat dinikmati selamanya, tak pernah terbayangkan sebelumnya, suatu saat saya akan menderita penyakit begini.

Masih syukur tumor ini tergolong jinak. Tetapi setelah menjalani operasi pengangkatan tumor, ternyata ada efek sampingnya, air menumpuk di mata kiri sehingga membentuk benjolan berisi cairan, menimbulkan rasa sakit pada mata ibarat diiris oleh pisau.

Meskipun sudah meneteskan obat mata sesuai resep dokter, dan minum obat pereda sakit, tetapi hasilnya tidak seberapa, sama saja tetap menderita kesakitan, saya mencemaskan kalau suatu saat nanti mataku bisa mengalami kebutaan.

Lagi pula setelah menjalani operasi pengangkatan tumor, pipi kiri-ku lumpuh karena saat proses operasi sempat mengganggu saraf bagian wajah. Seluruh bagian wajahku mengalami perubahan sehingga tampak menyeramkan, ditambah rasa sakit pada mata yang tak tertahankan, pada saat begini sungguh menyadari bahwa kehidupan manusia adalah penuh dengan penderitaan.

Boleh dikatakan bahwa justru jodoh Buddha-ku sudah masak, pada momen inilah saya bersua dengan seorang Bhiksu, melihat kondisiku, dia berkata : “Asalkan anda bersedia melafal “Namo Amituofo”, Buddha Amitabha pasti datang membantumu”.

Waktu itu, saya belum memahami Buddha Dharma, tetapi saya melihat si Bhiksu berkata dengan penuh percaya diri, ditambah rasa sakit yang mendera mataku, sekarang cuma ada jalan terakhir satu-satunya yakni melafal “Namo Amituofo”.

Demikianlah, selama dua bulan menjalani cuti sakit, saya melafal Amituofo selama lebih dari 40 hari berturut-turut.

Ketika saya melafal Amituofo sampai hari ke-45, suatu malam saya bermimpi, saya pulang ke perkebunan karet di kampung halamanku, ketika memasuki kebun, saya melihat ada seorang Nenek, di sampingnya berdiri dua sosok pria yang tinggi besar.

Nenek itu berkata padaku : “Di matamu ada benang jaring laba-laba”. Lalu memasukkan jari telunjuknya ke dalam mataku dan menarik keluar benang jaring laba-laba yang panjang sekali. Kemudian saya terbangun.   

Setelah terbangun, saya merasa bahagia, ini pasti mukjizat dari Buddha Amitabha. Mungkinkah ketiga sosok dalam mimpi adalah “Tiga Suciwan Alam Sukhavati”? Saat itu keyakinan hatiku meningkat drastis, melanjutkan melafal Amituofo berkesinambungan.

Kemudian melafal lagi selama 5 hari, dibawah pemberkatan sebanyak 500 ribu lafalan Amituofo, penyakit mataku sembuh tanpa obat, bentuk wajahku juga pulih seperti sedia kala.

Hingga hari ini, pada usia lebih dari 60 tahun, segala sesuatu tetap berjalan dengan normal. Sejak itu, saya tetap melafal Amituofo berkesinambungan, tidak pernah mundur dan berhenti.

Disampaikan secara lisan oleh : Upasaka Jing Le
Dicatat oleh : Master Jing Ben.

Disadur dari ebook berjudul :
《念佛癒病》(一)



七、求救無門 彌陀探眼抽絲

我的法名叫淨樂是一名退休的新加坡警察今年六十三歲四十歲那年的某一天醫生診斷我得了耳下腺腫瘤這個消息對我來說是一個天大的打擊我以為健康的身體是可以永久性擁有的我從來都沒有想過自己會得這個病

幸運的是這個腫瘤是良性的但是腫瘤切除了以後卻有了後遺症左眼白積水成水泡造成眼睛痛如刀割雖然有照醫生指示滴眼藥水及服止痛藥但效果皆不大依然非常痛苦我非常擔心眼睛終有一天會因此而失明

而且當時切除手術過後我的左臉頰因為臉部神經受到手術干擾進入麻痺狀態整個臉部歪曲變形得相當可怕加上眼痛難忍此時才感受到人生確實是苦

應該說是我的佛緣成熟了吧就在這時我遇到了一位老法師他看到我的情況就說「你只要念『南無阿彌陀佛』阿彌陀佛必定來救助你肯定就會沒事

當時我對佛法並不了解但是看到老法師說得這麼肯定加上眼睛痛得也沒有其他方法了我只好拚命地求救於這一句「南無阿彌陀佛」

就這樣在兩個月的病假中我連續念了整整四十多天的「南無阿彌陀佛」

念到第四十五天左右有一天晚上我做了一個夢在夢裡我回到了故鄉的橡膠園走進林中看到一位老婆婆身旁站著兩位看似非常高壯的男子那位老婆婆看到我就說「你眼睛裡有蜘蛛絲」說時遲那時快突然就用手指插到我的眼睛裡拉出很長的蜘蛛絲就這樣我驚醒了過來

醒來以後我心裡暗喜這肯定是念佛帶來的感應夢裡的三位會不會是西方三聖啊?我因此信心大增繼續念佛

大概又念了五天在五十萬聲佛號的加持下我的眼疾不藥而癒這個變臉現象也在五十天後消失直到現在六十多歲一切正常

從那時候開始我就念佛了從未停過

(淨樂居士述 淨本法師記)

摘錄自 :
《念佛癒病》(一)