Kisah
Melafal Amituofo Sembuh dari Penyakit 48
Benang
Dalam Mata
Nama
Dharma-ku adalah Jing Le, seorang pensiunan polisi di Singapura, tahun ini
berusia 63 tahun. Ketika usiaku 40 tahun, suatu hari dokter memvonisku menderita
tumor telinga.
Kabar
ini bagiku adalah bagaikan petir di siang hari, betapa besarnya tekanan mentalku.
Saya mengira fisik yang sehat dapat dinikmati selamanya, tak pernah
terbayangkan sebelumnya, suatu saat saya akan menderita penyakit begini.
Masih
syukur tumor ini tergolong jinak. Tetapi setelah menjalani operasi pengangkatan
tumor, ternyata ada efek sampingnya, air menumpuk di mata kiri sehingga
membentuk benjolan berisi cairan, menimbulkan rasa sakit pada mata ibarat
diiris oleh pisau.
Meskipun
sudah meneteskan obat mata sesuai resep dokter, dan minum obat pereda sakit,
tetapi hasilnya tidak seberapa, sama saja tetap menderita kesakitan, saya
mencemaskan kalau suatu saat nanti mataku bisa mengalami kebutaan.
Lagi
pula setelah menjalani operasi pengangkatan tumor, pipi kiri-ku lumpuh karena
saat proses operasi sempat mengganggu saraf bagian wajah. Seluruh bagian
wajahku mengalami perubahan sehingga tampak menyeramkan, ditambah rasa sakit
pada mata yang tak tertahankan, pada saat begini sungguh menyadari bahwa
kehidupan manusia adalah penuh dengan penderitaan.
Boleh
dikatakan bahwa justru jodoh Buddha-ku sudah masak, pada momen inilah saya
bersua dengan seorang Bhiksu, melihat kondisiku, dia berkata : “Asalkan anda
bersedia melafal “Namo Amituofo”, Buddha Amitabha pasti datang membantumu”.
Waktu
itu, saya belum memahami Buddha Dharma, tetapi saya melihat si Bhiksu berkata
dengan penuh percaya diri, ditambah rasa sakit yang mendera mataku, sekarang
cuma ada jalan terakhir satu-satunya yakni melafal “Namo Amituofo”.
Demikianlah,
selama dua bulan menjalani cuti sakit, saya melafal Amituofo selama lebih dari
40 hari berturut-turut.
Ketika
saya melafal Amituofo sampai hari ke-45, suatu malam saya bermimpi, saya pulang
ke perkebunan karet di kampung halamanku, ketika memasuki kebun, saya melihat
ada seorang Nenek, di sampingnya berdiri dua sosok pria yang tinggi besar.
Nenek
itu berkata padaku : “Di matamu ada benang jaring laba-laba”. Lalu memasukkan
jari telunjuknya ke dalam mataku dan menarik keluar benang jaring laba-laba
yang panjang sekali. Kemudian saya terbangun.
Setelah
terbangun, saya merasa bahagia, ini pasti mukjizat dari Buddha Amitabha. Mungkinkah
ketiga sosok dalam mimpi adalah “Tiga Suciwan Alam Sukhavati”? Saat itu keyakinan
hatiku meningkat drastis, melanjutkan melafal Amituofo berkesinambungan.
Kemudian
melafal lagi selama 5 hari, dibawah pemberkatan sebanyak 500 ribu lafalan
Amituofo, penyakit mataku sembuh tanpa obat, bentuk wajahku juga pulih seperti
sedia kala.
Hingga
hari ini, pada usia lebih dari 60 tahun, segala sesuatu tetap berjalan dengan
normal. Sejak itu, saya tetap melafal Amituofo berkesinambungan, tidak pernah
mundur dan berhenti.
Disampaikan
secara lisan oleh : Upasaka Jing Le
Dicatat
oleh : Master Jing Ben.
Disadur dari ebook berjudul :
《念佛癒病》(一)
七、求救無門 彌陀探眼抽絲
我的法名叫淨樂,是一名退休的新加坡警察,今年六十三歲。四十歲那年的某一天,醫生診斷我得了耳下腺腫瘤。這個消息,對我來說是一個天大的打擊。我以為,健康的身體是可以永久性擁有的,我從來都沒有想過,自己會得這個病。
幸運的是,這個腫瘤是良性的。但是,腫瘤切除了以後,卻有了後遺症:左眼白積水成水泡,造成眼睛痛如刀割。雖然有照醫生指示滴眼藥水及服止痛藥,但效果皆不大,依然非常痛苦,我非常擔心眼睛終有一天會因此而失明。
而且當時切除手術過後,我的左臉頰因為臉部神經受到手術干擾進入麻痺狀態,整個臉部歪曲變形得相當可怕,加上眼痛難忍,此時才感受到人生確實是苦。
應該說是我的佛緣成熟了吧,就在這時我遇到了一位老法師,他看到我的情況就說:「你只要念『南無阿彌陀佛』,阿彌陀佛必定來救助你,肯定就會沒事。」
當時,我對佛法並不了解,但是看到老法師說得這麼肯定,加上眼睛痛得也沒有其他方法了,我只好拚命地求救於這一句「南無阿彌陀佛」。
就這樣,在兩個月的病假中,我連續念了整整四十多天的「南無阿彌陀佛」。
念到第四十五天左右,有一天晚上我做了一個夢。在夢裡我回到了故鄉的橡膠園,走進林中,看到一位老婆婆,身旁站著兩位看似非常高壯的男子。那位老婆婆看到我就說:「你眼睛裡有蜘蛛絲。」說時遲那時快,突然就用手指插到我的眼睛裡拉出很長的蜘蛛絲。就這樣,我驚醒了過來。
醒來以後,我心裡暗喜:這肯定是念佛帶來的感應。夢裡的三位會不會是西方三聖啊?我因此信心大增,繼續念佛。
大概又念了五天,在五十萬聲佛號的加持下,我的眼疾不藥而癒,這個變臉現象也在五十天後消失。直到現在,六十多歲,一切正常。
從那時候開始,我就念佛了,從未停過。
(淨樂居士述 淨本法師記)
摘錄自 :
《念佛癒病》(一)