Kisah
Melafal Amituofo Sembuh dari Penyakit 64
Buddha
Keluar dari Buku Sutra
Fan
Ren-rong, penduduk Dusun Bianhe, Distrik Laoxin, Kota Qianjiang, tahun ini
berusia 35 tahun. Ketika dia berusia 15 tahun, waktu pulang sekolah pergi
menangkap Ikan Lele, tiba-tiba dikagetkan oleh kehadiran Ikan Sidat Jepang (bentuknya
mirip ular), setelah terkejut, dia merasa tidak nyaman, lalu pulang dan mandi,
mulai bergumam bahwa sekujur tubuhnya penuh dengan lintah, berulang kali
membersihkannya.
Selanjutnya
gejala ini berkembang menjadi gangguan mental, kadang kala kondisinya waras,
kadang kala kebingungan. Saat menginjak usia 25 tahun, penyakitnya kambuh dan
kabur dari rumah, tertabrak mobil dan menderita luka-luka, sepasang kakinya
mengalami patah tulang, meskipun sudah diobati namun penyakitnya masih sering
kambuh, mampu berjalan tapi tidak bertenaga, tidak sanggup bekerja.
Selama
kurun waktu 20 tahun, Ibundanya membawanya berobat ke mana-mana, selain itu
juga bersembahyang memohon pada Dewa, melakukan upacara pelimpahan jasa, juga
tidak efektif, kehidupan Ibu dan anak sangat merana.
Musim
panas yang lalu, penyakitnya kambuh lagi, kakaknya (Fan Lian-yi) bertanya
padaku, apa yang mesti dilakukan, saya menjawab : “Nasehatilah dia supaya
melafal Amituofo, jika mengenal aksara, bacalah buku-buku Dharma”. Lalu
menyerahkan padanya buku sutra “Sutra Usia Tanpa Batas” versi terjemahan Sanghavarman.
Begitu
Fan Ren-rong membuka halaman buku sutra, tampak rupang Buddha Amitabha, dia
sangat gembira. Usai melihatnya, dia menaruh buku sutra di atas meja, mulutnya
melafal “Namo Amituofo”, setelah melafal beberapa saat kemudian, dia melihat
rupang Buddha Amitabha keluar dari buku sutra, lalu menubruk tubuhnya, saat itu
dia merasa tubuhnya jadi nyaman dan pikirannya jadi jernih, semangat pun jadi
bagus; sejak itu, dia sembuh dari gangguan mental, mengangkat cangkul bercocok
tanam di ladang, apapun dikerjakannya.
Tanggal
1 Desember tahun lalu, saya bersua dengan Fan Ren-rong, dia mengatakan padaku,
saat melafal Amituofo dia pernah mencium semerbak keharuman istimewa sebanyak
tiga kali, keharuman ini tidak ada di dunia fana ini, keharuman istimewa
tersebut dapat bertahan hingga 20-30 menit lamanya, bahkan setiap kali dia
menyalakan dupa, dapat melihat Tiga Suciwan Alam Sukhavati.
Fang
Ren-rong juga mengatakan bahwa waktu dulu setiap kali penyakitnya kambuh,
pertama-tama akan merasakan matanya menggelantung ke arah atas, ketika sampai
di atas kepala, kepala pun terasa kebas atau mati rasa, begitu bagian kepala
mati rasa, langsung kehilangan pengendalian diri.
Setelah
belajar Ajaran Buddha, juga pernah kembali mengalami kejadian ini sebanyak satu
kali, saat mulai merasakan matanya menggelantung ke arah atas, dia segera duduk
melafal Amituofo, begitu melafal Amituofo, gejala ini langsung reda dan
kondisinya baik-baik saja. Sejak itu gejala begini tidak pernah terjadi lagi.
Dia
berkata : “Sekarang segalanya telah jadi baik, arwah penasaran tidak dapat
merasuki tubuhku lagi. Namo Amituofo”.
Dicatat
oleh : Upasaka Jing Yao
Tanggal
: 15 Februari 2001
Disadur
dari ebook berjudul :
《念佛癒病》(一)
五、書中佛像 飄出治病
潛江市老新區邊河村凡仁榮,現年三十五歲。十五歲時,他放學去挖鱔魚,為一條彩鱔所驚,頓感周身不適,回家洗澡,自言全身上下都是螞蟥,洗了又洗。此後常患瘋顛,有時清醒,有時糊塗。二十五歲那年又發瘋出走,被車碰傷,雙腿骨折,至今鋼筋尚在腿中。病還是常發,能行走,但無力,不能勞動。
二十年來,他母親到處求醫、求神、做超度,皆不見效,母子生活極度困難。
去夏又犯病,其姐凡蓮藝問我有何法,我說:「叫他念佛,如果識字,再看看佛書。」遂送一本康僧鎧譯《無量壽經》。
凡仁榮拿到經書,一打開就見到一尊南無阿隬陀佛像,非常歡喜。他看完後,把書放在桌子上,口稱「南無阿彌陀佛」,念著念著就看到桌子上書中的阿彌陀佛飄出,對著他胸前撞過來,撞得他身體晃動了一下;這一晃立刻感到從頭到腳都空了,非常舒服,頭腦特別清醒,精神也好了;從那以後,人有勁了,挑擔子,扶犁耕田,樣樣能幹。
去年十二月一日碰到凡仁榮告訴我說,他曾有三次念佛時嗅到奇香,這種香氣是我們這個世界所沒有的,時間可持續二十到三十分鐘;並說他每次點香時,都看到西方三聖。
凡仁榮還說,以前每次發病時,首先感覺眼睛往上吊,待吊到頭上時,頭就發麻,頭一發麻,人就失控。學佛以後,也發生過一次,感覺眼睛往上吊,他馬上坐下來念佛,一念佛就好了。從那以後,就再沒有發生過。
他說:「這下子可好了,什麼陰性眾生都不能上我身了。南無阿彌陀佛。」
(淨耀居士記 二○○一年二月十五日)
摘錄自 :
《念佛癒病》(一)