15. Terhindar dari Hukuman Mati
Xiao Hui-mei adalah seorang pensiunan yang
tinggal di Kabupaten Yuanjiang, Provinsi Hunan. Putra sulungnya bernama Hu
Yu-jun, oleh karena tempat kerjanya bangkrut, maka dia pindah bekerja di
Shenzhen (Provinsi Guangdong) dan kecanduan narkoba, bahkan juga berperan
sebagai kurir.
Suatu hari bos-nya ditangkap, dia juga
ikut ditangkap, pengadilan menjatuhkan vonis hukuman mati pada mereka berdua,
eksekusi akan dilangsungkan pada tanggal 25 Juni 2002.
Hu Yu-jun hanyalah anak buah si bos,
terlampau berlebihan bila hukumannya setara dengan si bos. Jika dapat menyewa
seorang pengacara senior untuk membelanya, maka masih memiliki harapan
meringankan hukuman mati menjadi hukuman penjara seumur hidup. Tetapi
keluarganya tidak punya uang juga tidak punya kekuasaan, bagaimana mungkin bisa
membayar gaji pengacara senior.
Mendengar putranya akan dihukum mati, Xiao
Hui-mei paniknya bukan main, namun juga tak berdaya, hanya bisa menangis pilu memohon Ayahanda Universal, Buddha
Amitabha memberkati dan menyelamatkan nyawa putranya.
20 hari sebelum dilakukannya eksekusi
mati, Xiao Hui-mei menerima telepon dari menantu perempuannya, mengabarkan
penangguhan hukuman mati pada putranya. (Penangguhan hukuman mati di Negeri
Tirai Bambu umumnya adalah dua tahun, selama periode ini akan dilakukan
pertimbangan, bila terpidana memperoleh keringanan, maka hukuman mati dapat
diubah menjadi hukuman penjara seumur hidup).
Menantu perempuannya ini setelah
mendengar suaminya divonis hukuman mati, langsung mengajukan gugatan cerai,
kedua pihak telah menandatangani surat perceraian.
Begitu mendengar berita penangguhan
hukuman mati putranya, Xiao Hui-mei sangat berterimakasih hingga tidak sanggup membendung
deraian air mata, akhirnya berhasil melepaskan beban berat yang mengganjal di
hatinya.
Dia segera menuju ke penjara untuk
mengunjungi putranya, memberitahu bahwa Buddha Amitabha-lah yang telah
menyelamatkan nyawanya, menasehati buah hatinya agar melafal Amituofo guna
membalas budi Buddha.
Kini Hu Yujun oleh karena berperilaku
baik di dalam penjara, tiap hari melafal Amituofo, berhasil menghapus
kecanduan-nya, hukumannya juga dikurangi. Ayahanda Universal telah
memberikannya kehidupan kedua.
Yang lebih membahagiakan bagi Xiao
Hui-mei adalah menantu perempuannya yang sebelumnya tidak pernah memanggilnya “Mama”,
kini mulai memanggilnya “Mama”, bahkan mengunjungi Hu Yujun di penjara,
tampaknya besar kemungkinan bagi mereka untuk berbaikan kembali.
Ditulis oleh : Upasika Liao Zhen
Bulan Juli 2005
念佛求佛 儿免死刑
肖慧梅是沅江县南大镇粮站退休职工,她大儿子胡宇君,由於单位垮了,就到深圳打工,染上了毒瘾,并参与贩毒。老板被捕了,他也跟着被捕,法庭宣判老板与他都将於二○○二年六月二十五日执行死刑。
胡宇君是从犯,判死刑不太为过,但如果能聘请到高级律师为其辩护,改判死缓或无期徒刑也是有希望的。但他家里既无钱又无权,请不起高级律师。
听到儿子被判死刑的消息,肖慧梅心急如焚却束手无策,只苦苦地请求慈父佛加持,救她儿子一命。
原订执行死刑前二十天,肖慧梅接到了大媳妇的电话(听到丈夫被判死刑,大媳妇已提出离婚,双方都签了字),知道儿子已改判死缓。听到这一消息,肖慧梅感激的泪水奔涌而出,心中一块石头落了地。她赶紧到看守所去探望儿子,告诉他是阿弥陀佛救了他的命,劝他念佛报佛恩,做母亲的还为儿子皈依三宝。
现在,胡宇君在监狱表现很好,天天念佛,毒瘾也戒掉了,并被减了刑。慈父给了他第二次生命。
更令肖慧梅感到惊喜不已的是,以前从未喊过她一声「妈」的大媳妇,居然开口叫她「妈」了,还到监狱去探望胡宇君,看样子,破镜重圆是大有希望的。(了真居士记 二○○五年七月)
按:痴儿造业判死刑 慈母不弃更忧心
佛念众生甚父母 可怜众生不相信
佛念众生甚父母 可怜众生不相信
摘錄自 :
《念佛感應錄》第三集