Wednesday, February 12, 2020

78 Menolong Bunda dari Kondisi Kritis


Kisah Melafal Amituofo Sembuh dari Penyakit 78
Menolong Bunda dari Kondisi Kritis

Ibunda karena menderita Penyakit Depresi, makanya tidak bisa tidur, selama bertahun-tahun harus menelan pil tidur, kadang kala bukan saja menderita Insomnia, bahkan mengalami gangguan mental, kehilangan akal sehat.

Pada tanggal 31 Agustus 2008, malam harinya, Ibunda dikarenakan mengalami over dosis pil tidur sehingga jadi mengigau. Pada tanggal 2  September, pagi hari, ketika pikirannya sedang tidak waras, karena sedang kehausan, dia salah tafsir dan meneguk cairan antiseptik, segera diantar ke Rumah Sakit terdekat guna memperoleh pertolongan darurat, kemudian dikarenakan menderita sesak napas, lalu dipindahkan ke “Taipei Veterans General Hospital” untuk diinfus, lalu didorong ke dalam ruang ICU, kondisinya tidak optimis.

Kami menaruh sebuah mesin pelafal Amituofo di sisi bantal Mama, bahkan menggunakan waktu besuk pasien, melafal Amituofo buat Mama. Kami juga meminta wejangan dari Master Huijing, ingin mengundang Master memberi ceramah kepada Mama dan menyampaikan Visudhi Trisarana kepada Mama.

Guru berwelas asih menanyakan keadaan Mama lalu berkata : “Ini adalah rintangan karma Mama, sebagai putra-putri mesti menggunakan hati bakti melafal Amituofo dan melimpahkan jasa kepadanya. Pelafalan Amituofo ditekankan pada dua poin yakni tulus dan hening, dengan hati yang tulus dan hati yang hening melafal Amituofo. Manusia memiliki ketulusan hati, Buddha memiliki mukjizat, mengenai Visudhi Trisarana, nanti baru dibahas lagi.”

Keesokan paginya, usai membesuk Ibunda, Ayah menelepon bahwa kondisi Mama terus memburuk, pernah kejadian dua kali denyut nadinya berhenti sekitar 1 menit lamanya, ketika hendak dilakukan pertolongan darurat dengan Defibrilator (alat kejut jantung listrik), jantungnya segera berdetak kembali, dua kali juga sedemikian rupa.

Pihak Rumah Sakit khawatir kejadian ini akan berulang, makanya menanyakan persetujuan pihak keluarga apakah mengizinkan pasien menerima pertolongan darurat dengan Defibrilator (alat kejut jantung listrik).

Setelah kami sekeluarga berdiskusi, kami memutuskan : Apabila Mama sudah tak berdaya disembuhkan, kami tidak ingin menambah siksaan yang tidak perlu bagi diri beliau, hanya berharap semoga Mama dapat meninggal dunia dengan tenang dan terlahir ke Alam Sukhavati. Karena itu, kami menandatangani “Surat pernyataan melepaskan pertolongan darurat”, bersiap-siap membawa Mama pulang rumah untuk melakukan kegiatan Zhunian (membantu melafal Amituofo buat pasien atau orang yang akan meninggal dunia).

Pada petang hari itu, giliran diriku membesuk ke dalam ruang ICU. Di depan pintu masuk ICU, saya melihat sepasang kaki Mama bergerak, serupa orang normal, seakan-akan tak percaya dengan penglihatan mata sendiri, saya menanyakan kondisi Mama pada Suster, ternyata usai Papa membesuk tadi pagi, Mama telah siuman. 

Selanjutnya Mama berangsur-angsur pulih, beliau menggunakan pena untuk menulis, memberitahu kami bahwa Buddha Amitabha dan guru yang membawanya pulang.

Dia juga tahu bahwa denyut nadinya sempat berhenti sebanyak dua kali, saat menjelang ajal, dia berada di sebuah ruang dimensi lainnya menyaksikan tubuh kasarnya terbaring kaku di atas ranjang pasien, pada saat itu telinganya mendengar suara lafalan Amituofo, makanya dia ikut melafal Amituofo, Buddha Amitabha segera muncul di hadapannya, posturNya sangat tinggi besar, namun begitu lembut dan hangat, guru juga ikut hadir.

Saat itu Mama bilang ke Buddha Amitabha bahwa beliau sudah ikhlas dan bersedia pergi bersama Buddha Amitabha ke Tanah Suci Sukhavati, namun Buddha Amitabha berkata padanya : “Ajalmu belum tiba, biarkan guru membawamu pulang”.

Kemudian dia sudah kembali ke ranjang pasien, bahkan guru duduk di samping dan memberi wejangan padanya, tidak berapa lama kemudian dia merasakan tangannya bergetar kuat, lalu siuman.

Dia mengatakan bahwa Buddha Amitabha sangat ber-Maitri Karuna, berpesan supaya dia jangan mengonsumsi pil tidur lagi. Kekuatan Buddha sungguh tak terbayangkan.

Kejadian yang dialami Mama membuat kami jadi mengerti : Ternyata, ketika seseorang jatuh ke dalam kondisi koma, juga dapat mendengar suara lafalan Amituofo, maka itu Mama bilang yang dia dengar hanyalah suara lafalan “Namo Amituofo”, sehingga dia jadi ikut melafal, saat itu suasana dipenuhi oleh cahaya keemasan, Buddha Amitabha hadir di hadapannya, hal ini juga membuktikan isi sutra adalah nyata dan tidak semu.

Melalui pengalaman nyata Ibunda dan mukjizat dari melafal Amituofo, semakin menguatkan hatiku untuk “Meyakini dan menerima penyelamatan Buddha Amitabha”.

(Ditulis oleh : Jing Yi, tanggal 30 September 2008 )

Disadur dari ebook berjudul :
《念佛癒病》(一)



十六、慈母病危 念佛蒙救

母親因罹患憂鬱症、睡眠障礙近幾年長期服用安眠藥有時不但無法入眠反而精神失常呈現近乎喪失理智的狀態

今年(二○○八年)八月三十一日晚上母親因過量服用安眠藥整個人又變得神志不清九月二日晨在神志不清的情況下因口渴而誤食了消毒水緊急中送到最近的醫院急救嗣後因呼吸困難再轉送台北榮民總醫院插管急救並迅即轉至加護病房情況很不樂觀

我們在母親枕邊放念佛機並利用探病的時間在母親的耳邊念佛我們請示慧淨師父想請師父到病房為母親開示並傳授皈依師父慈悲地問了母親的狀況之後說「這是媽媽的業障做子女的應以孝心念佛迴向念佛把握兩點虔誠、寂靜以虔誠心寂靜地念佛人有誠心佛有感應皈依則等以後再說

隔天早上父親在探視後來電告知母親的狀況非常不好有兩次心跳停止約一分鐘待要施行急救時又回復了心跳兩次都是如此院方擔心同樣的情況會再發生所以詢問家屬是否同意做相關的急救措施經相互協商後家人達成共識若母親已無法平安康復我們也不希望她再多受無益之苦只願能安然往生極樂世界因此立即簽署了《放棄急救切結書》做好隨時接母親回家助念的心理準備

當日傍晚輪到我去加護病房探視不可思議的是就在進病房前我自門外就見到母親的雙腳在動彷彿正常人一般我不敢相信自己的眼睛還問護士「這是七號病房的林風珠嗎?」原來母親在父親早上離開後便已清醒

隨後身體日漸好轉母親用筆寫字告訴家人是阿彌陀佛和師父送她回來的她也知道自己心跳停止了兩次;於瀕臨死亡時自另一空間看到自己的身體躺在病床上而此時耳中聽到的都是佛號聲於是她就跟著念佛阿彌陀佛金黃色光明的身軀立刻現前非常高大很溫暖旁邊還有師父

她跟阿彌陀佛說願意和阿彌陀佛去淨土阿彌陀佛告訴她說「你的時間還沒到由師父帶你回去」於是她就回到病床上了師父還坐在床邊和她談話不一會兒功夫她感受她的手在床上大力地抖了一下便醒過來了她又說阿彌陀佛很慈悲叫她不要再吃藥了(指安眠藥)師父也同她說話說了什麼已不記得只記得很感動佛力真是不可思議啊!

母親的敘述讓我猛然驚知原來人在昏迷的時候也是可以聽到佛號聲的所以母親才會說世界都只有「南無阿彌陀佛」的佛號聲而她也很自然地就跟著念佛當下充滿金色光明的阿彌陀佛馬上現前這也印證了經典所說的不虛師父的開示真實可信經由母親這一段瀕死經驗與念佛感應讓我「信受彌陀救度」之心更加堅定

(淨禕記 二○○八年九月三十日)

摘錄自 :
《念佛癒病》(一)